"Mbak, Mukamu tampak lebih anggun ketika air wudlu melunturkan gincu(lipstik) di wajahmu", kira kira seperti itu pikiran ini berkata.
Wajah itu tampak ayu bila sering di sirami dengan sebuah air wudlu, rona wajah akan selalu berseri - seri dan kecantikan alami begitu melekat dari dalam. Sebuah nilai tambah yang di miliki oleh sisi lain beragama.
Setelah beberapa saat kemudian terlihat dengan sosok yang sama keluar dari mushola kecil itu. Ya, itu memang perempuan tadi yang aku lihat ketika dia mengambil air wudlu. Dan di tempat yang sama itulah aku melihat dia sedang asyik melakukan sesuatu perbuatan. tampak sibuk sekali wanita itu sedang mengeluarkan alat dari dalam tas kulitnya. Apa yang telah dikeluarkannya itu adalah peralatan "make up" bagi seorang wanita. Tampak terlihat dari samping kamu menggerak - gerakan bibirmu kebawah kesamping di depan cermin besar itu. owww... Ternyata kamu sedang asyik berdandan toh.
Kalau dalam sehari terhitung sholat yang dikerjakanya sebanyak 5 kali, sebanyak 5 kali pun dia mengahapus "bedaknya" itu. Tentu baginya mudah untuk dilakukan. Muncul pertanyaan dari dalam hatiku. "Kamu itu milik siapa ?". "Laki- laki manakah yang beruntung bisa memilikinya ?". Melihat apa yang telah dilakukanya itu rasanya hati ini "jatuh cinta" tiba-tiba. Perempuan itu telah mematahkan angan- angan ku selama ini.
Tidak cukup rasanya kalau hanya sekali saja aku memergokinya, berharap paling tidak esok aku melihat itu lagi. Melihat kecantikan wajamu itu yang disirami air wudlu.
Pengamatan mata ini dilanjutkan untuk hari - hari berikut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H