Lihat ke Halaman Asli

Berdamai dengan Hoax

Diperbarui: 29 Januari 2017   11:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Hoax. Tribunnews.com

"Bukankah hoax harus diperangi, mengapa kita harus berdamai dengan hoax?" ujar seorang peserta seminar hoax bertanya kepada saya.

Begini penjelasannya. Ibarat penyakit kanker, hoax ini dibenci dan diperangi. Nah, jika ini terjadi pada kita, apa yang harus dilakukan? Reaktif saja saya kira tidak cukup, tanpa kita mempersiapkan formula terapi komunikasi yang tepat.

Pepatah leluhur mengatakan, "Ojo Gumunan, Ojo Getunan, Ojo Kagetan, Ojo Aleman," artinya kurang lebih: sebaiknya kita tidak mudah merasa heran, tidak mudah merasa menyesal, jangan mudah terkejut dengan sesuatu, tidak kolokan atau manja.

Contingency plan memang harus disiapkan, tapi hadapi semua kendala komunikasi dipertimbangkan dengan kepala tenang, termasuk menghadapi berita hoax ini.

Terapkan juga prinsip-prinsip See, Plan, Do, Check secara tepat. Toh, kita sudah mengenali berita hoax, kita juga sudah tahu tata cara menanganinya dengan baik kok. Jadi tidak perlu panik. Kita "berdamai" dengan hoax.

Yuk kita realistis saja dalam menghadapi kenyataan yang ada, bahwa ada penyakit hoax yang terjadi menimpa kita, ya harus dihadapi. Tentu? Dengan optimistis bahwa semuanya akan diselesaikan dengan baik.

Tidak mungkin lah berita benar akan kalah dengan berita hoax. Kalau kita mengadapi berita hoax ini dengan tenang. Mungkin malah lebih bisa cepat menyelesaikan madalahnya, ketimbang dengan gaya kepanik-panikan.

Itulah yang saya maksud istilah "berdamai dengan hoax". Lalu, apa yang harus dilakukan jika korporasi atau lembaga Anda diserang hoax? Kita lanjutkan...

STEP BY STEP MENGHADAPI SERANGAN HOAX

Pada kesempatan itu, saya menyampaikan lima hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi hoax -- yang mudah-mudahan efektif menjadi serum anti hoax -- jika serangan hoax melanda perusahaan.

1. Membuat Klarifikasi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline