Lihat ke Halaman Asli

Intan yang Belum (Sempat) Digosok

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

daerah perbatasan

Indonesia memiliki daerah teritorial yang berdaulat. Kesepakatan mengenai daerah yang menjadi batas pun sudah di tetapkan sesuai dengan regulasinya. Tetapi mengapa negara tetangga masih merasa berhak atas daerah tersebut? Adakah yang salah? Apakah ada yang kurang?

Negara kita ini terlampau kaya. Apakah karena ini kita bisa lepas daerah batas dengan mudahnya? Negara kita itu lucu. Punya hak berdaulat tetapi digubris pun tidak. Tapi lihat saja nanti, ketika sudah diklaim Si Tetangga pasti kita akan bereaksi seperti kebakaran jenggot dan bilang " itu milikku!".

Sebagian besar pulau yang diklaim oleh Si Tetangga adalah seperti pulau yang tak bertuan. Tak berpenjaga. Tak beridentitas. Hanya ada sekotak kecil patung semen sebagai tanda identitasnya. Seperti pulau yang terdiskriminasi oleh gencarnya pembangunan di pusat. Padahal apabila daerah tapal batas itu diberi identitas mungkin Si Tetangga akan berpikir dua kali untuk mencomotnya.

Pembangunan di daerah perbatasan. Itu yang diperlukan. Dengan itu kitapun juga bisa menambah kas negara. Karena keindahan di daerah perbatasan bagaikan intan yang belum digosok. Memiliki potensi alam yang bernilai jual tinggi. Selain itu apabila benar daerah batas telah dibangun dan akhirnya menarik wisatawan yang datang, pastinya kita juga bisa lakukan pemerataan penduduk unuk mengelola daerah tersebut.

Banyak sekali pihak yang akan terlibat. Seperti misalnya LSM yang katanya peduli lingkungan, mereka bisa menyumbang pikiran untuk menciptakan pembangunan yang go green. Selain itu pengrajin rumah adat bongkar pasang, mereka bisa diberdayakan unuk membuat rumah singgah di daerah perbatasan agar yidak terlalu banyak menutup tanah daerah perbatasan dengan semen karena rumahnya berbentuk rumah panggung. Terkesan alami dan sangat berbudaya pastinya. Insinyur insinyur muda yang bertitel fresh graduate pun bisa berpartisipasi membuat rancangan mau dibuat apa daerah perbatasan tersebut.

[caption id="" align="alignleft" width="400" caption="daerah perbatasan"][/caption] Yang menjaga negara kita bukan hanya sekedar fisik seperti apa yang TNI lakukan. Tapi lebih dari itu, budayalah yang menjaga kita. Budaya untuk mau membangun. Budaya untuk mau memulai pembangunan. Itulah yang akan menjaga negara kita dari tangan Si Tetangga yang Nakal itu. Semoga pemerintah kita segera menyadari bahwa intan-intan kita di perbatasan masih belum sempat untuk digosok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline