Tari Yapong adalah salah satu tarian yang berasal dari Betawi. Pementasan tari Yapong pertama kali dilakukan pada tahun 1977, di acara peringatan ulang tahun Jakarta yang ke-450. Semenjak itu tari Yapong sering dihadirkan dalam berbagai acara kesenian dan adat.
Sampai sekarang, eksistensi tari Yapong pun masih tinggi karena sudah dinobatkan sebagai warisan budaya Betawi. Penari yang mementaskan tari Yapong umumnya wanita yang berjumlah antara 5 hingga 10 orang. Selain gerakan, daya tarik tarian tersebut ada pada kostum dan propertinya.
Kostum dan Properti Tari Yapong
Dulunya, tari Yapong merupakan bagian dari sendratari yang mengisahkan tentang perayaan kemenangan Pangeran Jayakarta. Pada akhirnya, tari Yapong dipisah menjadi hanya gerakan tarian tanpa ditambah bagian drama.
Gerakan tari Yapong tidak mengikuti aturan pakem. Artinya, tidak ada aturan saklek yang harus dijadikan pedoman, sehingga gerakannya dibuat sebebas dan semenarik mungkin. Bahkan seringkali dilakukan modifikasi saat akan dipentaskan.
Para penari Yapong mengenakan kostum yang merupakan variasi modern dari kostum tari Topeng Betawi. Warna-warna cerah mendominasi karena menyesuaikan gerakan tari yang bersifat dinamis, semangat dan gembira.
Kostum Tari
Kemben
Kain yang menutup bagian dada sampai pinggang itulah yang disebut dengan kemben. Busana ini tidak memiliki bagian lengan, sehingga penari Yapong kerap mengkombinasikannya dengan kaos manset panjang. Namun, ada juga yang hanya memakai kemben.
Pada umumnya, jenis warna yang mencolok dipilih untuk kemben tersebut, misalnya warna merah, kuning, hijau, dan orange.
Baju Kebaya
Selain mengenakan kemben, penari Yapong juga memiliki alternatif lain yaitu baju kebaya. Model kebaya yang dipakai dapat berlengan pendek maupun panjang. Biasanya, baju tersebut sudah dimodifikasi, sehingga terlihat lebih modern.