Lihat ke Halaman Asli

Harry Potter, finale.

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Jum'at, 15 Juli 2011 setelah menanti cukup panjang akhirnya saya kesampaian juga nonton film yang paling dinanti-nanti manusia di bumi ini.

Harry Potter and The Deathly Hallows part 2 adalah sekuel akhir dari film yang diangkat dari novel terlaris sepanjang masa karya Bu JK Rowling. Inilah akhir dari perjalanan panjang Harry Potter untuk menumpaskan musuhnya yang berhidung rata, Voldemort.

Saya beruntung karena bisa menonton film ini tanpa harus ngedumel dan ngegalau di twitter dengan hashtag #INDONESIAWANTSHARRYPOTTER yang sempat ada di top ten worldwide trendingtopic karena kegusaran pengguna twitter dari Indonesia yang tidak bisa nonton film-film import karena kebijakan baru pemerintah. Maaf yah kawan, saya mendahului kalian semua, hehehe!

Selama 2jam 10menit saya menonton penuh konsentrasi, ketegangan dan keharuan. Walaupun jujur menurut saya film HarPot kali ini kurang terasa serunya, mungkin karena dibagi dua dan ceritanya terlalu mendetil sehingga agak ribet jika di-film-kan. Efek film? Tak ada yang lawan, serial Harry Potter memang selalu di hati dalam bidang efek, kostum, pencahayaan dan unsur-unsur "itu"-nya yang saya sebagai orang awam hanya bisa nyebut "woah, apaan sih itu?" Scoring seperti, biasa selalu indah. Para pemain, seperti biasa, selalu nempak sebagai penyihir asli.

Anyway, Matthew Lewis alias Neville Longbottom, nampak sangat berbeda dari biasanya, makin gagah dan dewasa.

Yang berbeda dari biasanya, film HarPot kali ini lebih berani untuk "ber-darah-darah" daripada biasanya. Jika biasanya mereka mati kaku karena kutukan "avada kedavra" maka difilm ini anda akan banyak melihat darah dan ada pula yang mati terbakar. Sadis buat anak kecil.

Overall, saya menikmati sekali film ini. Rasa excited dan sedih bercampur padu ketika filmnya habis. Excited karena "Wah, filmnya keren!" Dan sedih karena "Yaaah, kapan lagi bisa nonton Harry Potter kalo kayak gini?" . Kontras.

Saya fans berat Harry Potter dan saya tumbuh besar bersama Harry Potter. SRasanya saya ingin sekali berterimakasih secara pribadi kepada Ibu JK Rowling yang sudah membuat cerita yang sedemikian dasyat yang menemani masa kanak-kanak saya, baik novel maupun filmnya. Cerita yang menunjukan keindahan persahabatan, keberanian dan juga kejamnya kehidupan.

Saya rencananya gak akan membuang atau memberi koleksi buku-buku  dan film Harry Potter saya. Saya pengen meneruskannya kepada anak cucu saya kalau saya tua nanti supaya mereka juga bisa merasakan keajaiban dunia ajaib Harry Potter.

Sekian deh, buat yang di Indonesia selamat menunggu yaaah :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline