Lihat ke Halaman Asli

Kerjasama IA-CEPA dan Pelunasan Utang Negara Dilihat dari Sudut Pandang Neoliberalisme

Diperbarui: 24 Oktober 2023   21:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Neoliberalisme merupakan sebuah teori dalam hubungan internasional yang mengatakan bahwa institusi-institusi internasional dapat membantu dan meningkatkan kerja sama antarnegara. Teori ini menitikberatkan pada konsep rasionalitas dan perikatan atau contracting. Dalam neoliberalisme organisasi internasinal memainkan peran penting dalam hal distribusi internasional, kesejahteraan, dan kekuasaan. Berikut beberapa contoh kasus dari teori ini adalah

1. IA-CEPA Pacu Kerja Sama Ekonomi Indonesia dan Australia

Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) merupakan sebuah bentuk kerja sama antara Indonesia dan Australia. Perjanjian bilateral ini mencakup perdagangan ekspor impor, ketenagakerjaan, telekomunikasi, investasi, dan perdagangan elektronik. Contohnya adalah tarif bea cukai 0% untuk ekspor produk ke Australia, pendidikan vokasional, dan program magang untuk meningkatkan kualitas SDM di Indonesia.

Dalam kasus ini, Neoliberalisme memandang bahwa negara yang membuka kerja sama akan memiliki rasa saling ketergantungan dan saling membutuhkan. Hal ini dapat dilihat dan dibuktikan dengan terjalinnya kerja sama antara Indonesia dan Australia yang menghasilkan perjanjian IA-CEPA. Perjanjian ini ada karena kedua negara bertujuan untuk menjadi negara economic powerhouse. 

Menurut neoliberalisme, jika hambatan-hambatan pasar dihapuskan dan birokrasi yang sulit dipermudah, maka para investor akan menanamkan modal. Sehingga dapat memberikan keuntungan dan perkembangan ekonomi bagi negara tersebut. Dalam perjanjian ini, tarif bea cukai ditiadakan, sehingga IA-CEPA dapat menjadi katalis peningkatan ekspor produk Indonesia ke pasar Australia. Di luar perdagangan Australia juga menyiapkan 200 visa magang di berbagai sektor prioritas. Sehingga kerja sama ini dapat saling membawa keuntungan bagi kedua negara.

2. Indonesia Telah Melunasi Seluruh Utangnya ke IMF

Indonesia melunasi seluruh utangnya ke IMF setelah dilakukan pembayaran tahap kedua sebesar 3,2 miliar dollar AS. Penyelesaian utang ini menandai era kebijakan ekonomi Indonesia yang lebih mandiri dan lepas dari intervensi IMF.

Dalam kasus ini, neoliberalisme memandang bahwa suatu kerja sama tidak pernah berjalan tanpa masalah. Negara akan mengalihkan loyalitas dan sumber-sumber yang dimilikinya kepada institusi jika pengalihan ini dapat menguntungkan semua pihak. Serta institusi menyediakan peningkatan kesempatan bagi negara untuk mengamankan kepentingan nasionalnya pada level internasional.

Dengan dilunasinya utang Indonesia ke IMF, dapat terjadi kemandirian ekonomi bagi Indonesia yang tentu saja hal ini membawa keuntungan yang besar bagi Indonesia. Indonesia tidak lagi terikat dengan IMF karena adanya utang, sehingga kemungkinan untuk intervensi dari IMF menjadi berkurang. Tanpa adanya utang, sumber daya yang dimiliki negara untuk melakukan kebijakan lain seperti kesehatan, pendidikan, dan infastruktur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline