"And all your money won't another minute buy / Dust in the wind, all we are is dust in the wind."
-- Kansas, Dust in the Wind -
Kita, adalah seperti kebanyakan orang. Karyawan biasa, yang menjalani hari-hari dengan beban finansial, tuntutan pekerjaan dan kewajiban yang terus datang.
Bayangkan adegan film yang sama dan terus diputar. Anda sebagai pemeran utamanya. Tersadar, buka mata, bangun, mandi, bekerja, bayar tagihan, pulang, tidur, tersadar, buka mata, bangun, mandi, bekerja, bayar tagihan, pulang, tidur, tersadar, buka mata, bangun, mandi, bekerja, bayar tagihan dan siklus terus berulang.
Hidup akan terasa seperti roda yang terus berputar tanpa akhir. Rat race. Belum lagi berjibaku dengan kondisi medan di jalan dan berinteraksi dengan segala macam drama topeng peran orang lain. Hari-hari seperti laga pertempuran. Menghabiskan energi , melelahkan mental. Berulang terus setiap hari, tanpa tahu pasti, kapan bisa membebaskan diri.
Lalu, mengapa kita ada? Berperan sebagai titik kecil dari milyaran orang yang memadati bumi. Apakah ada yang istimewa dari setiap diri?
Sekarang berhentilah sejenak. Bayangkan saja...
Jika Anda mati besok, apa yang akan Anda sesali? Apa yang benar - benar penting? Bagaimana Anda menghabiskan waktu di Bumi? Bagaimana orang lain akan mengingat Anda? Bagaimana Anda ingin dikenang?
Apakah sebagai seseorang yang hanya menjalani rutinitas, sekadar hadir dalam kehidupan ini, atau sebagai pribadi yang menemukan makna dan tujuan dalam setiap langkah?
Kematian sebagai Guru Tersembunyi