Lihat ke Halaman Asli

Karina Mezy Whijaya

Mahasiswa Kesehatan Masyarakat di Universitas Airlangga

Agen Perubahan: Peran Kesehatan Masyarakat dalam Menghadapi Tantangan Demam Berdarah

Diperbarui: 13 September 2024   10:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

KARINA MEZY WHJAYA/191241008

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Demam Berdarah Dengue (DBD) terus menjadi salah satu masalah utama kesehatan di Indonesia. Penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti ini setiap tahun menyebabkan peningkatan jumlah kasus, terutama saat musim hujan. Faktor iklim tropis Indonesia, yang mendukung perkembangbiakan nyamuk, memperburuk kondisi ini. Bagi mahasiswa baru yang mempelajari kesehatan masyarakat, memahami penyebaran dan penanganan DBD menjadi hal yang krusial, karena ini tidak hanya masalah kesehatan individu tetapi juga tantangan besar bagi masyarakat luas.

Tantangan besar dalam pencegahan DBD terletak pada perilaku masyarakat dan lingkungan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan serta tindakan preventif sering kali masih rendah. Banyak orang baru menyadari bahaya DBD ketika sudah ada korban di sekitar mereka. Padahal, virus ini dapat dicegah melalui langkah-langkah sederhana seperti membersihkan genangan air yang dapat menjadi sarang nyamuk, penggunaan obat nyamuk, dan memperhatikan sanitasi lingkungan. Peran mahasiswa kesehatan masyarakat adalah membantu meningkatkan kesadaran publik ini melalui edukasi dan intervensi langsung di lapangan.

Kesehatan masyarakat menekankan pada pendekatan preventif dan promotif, yaitu bagaimana mengurangi risiko penyakit melalui perubahan perilaku dan peningkatan kualitas hidup. Dalam konteks DBD, mahasiswa perlu terlibat dalam program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan kampanye kesehatan untuk memastikan masyarakat melakukan langkah-langkah pencegahan. Edukasi berkelanjutan sangat penting, khususnya dalam mengajak masyarakat untuk konsisten melakukan 3M Plus: Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang-barang yang dapat menampung air, serta upaya tambahan seperti penggunaan kelambu dan insektisida.

Pendekatan berbasis komunitas sangat efektif dalam penanganan penyakit menular seperti DBD. Melalui pemberdayaan komunitas, mahasiswa dapat mengorganisir kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan, serta membentuk kader-kader kesehatan di tingkat desa yang berperan dalam memantau kondisi lingkungan dan melaporkan potensi wabah. Kolaborasi ini tidak hanya membantu mencegah penyebaran nyamuk, tetapi juga memperkuat kesadaran akan pentingnya kesehatan masyarakat di tingkat komunitas. Program-program semacam ini menjadi semakin penting, mengingat tantangan dalam mengubah pola pikir masyarakat mengenai pencegahan penyakit yang kerap diabaikan.

Peran kesehatan masyarakat juga melibatkan kerja sama lintas sektor. Pemerintah, tenaga medis, serta masyarakat umum harus bekerja sama untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini. Mahasiswa kesehatan masyarakat perlu memahami pentingnya kolaborasi ini, di mana kampanye kesehatan, program penyuluhan, hingga inovasi teknologi, seperti pemantauan kasus menggunakan aplikasi berbasis data, semuanya dapat bersinergi untuk mencapai hasil yang optimal. Pengembangan vaksin juga menjadi salah satu upaya penting, meski fokus utama tetap pada pencegahan dini melalui pengendalian lingkungan dan perilaku hidup bersih.

Dalam proses belajar dan terlibat di lapangan, mahasiswa baru diharapkan mampu menyerap pengetahuan ini dan kemudian menerapkannya. Mereka memiliki peran strategis sebagai agen perubahan, yang dapat membantu mengurangi penyebaran DBD dengan meningkatkan kesadaran masyarakat serta memperkuat program kesehatan di komunitas. Dengan berbekal ilmu kesehatan masyarakat, mahasiswat tidak hanya mempelajari teori, tetapi juga berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan mencegah terjadinya wabah di masa depan.

Kesimpulan: Sebagai mahasiswa baru Kesehatan Masyarakat, saya memahami bahwa Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah masalah besar bagi kesehatan di Indonesia, terutama karena perilaku masyarakat dan kondisi lingkungan yang sering mendukung penyebaran nyamuk Aedes aegypti. Pendekatan kesehatan masyarakat yang berfokus pada edukasi, promosi kesehatan, dan pemberdayaan komunitas harus digunakan untuk mencegah dan mengendalikan penyakit ini. Sebagai mahasiswa, tugas saya adalah mendukung kampanye dan program seperti Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan bekerja sama dengan berbagai organisasi untuk membuat lingkungan lebih sehat dan mencegah penyebaran DBD di masa depan. Saya berharap dengan pengetahuan dan kemampuan yang saya peroleh untuk menjadi penggerak perubahan yang dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat dan mengurangi jumlah kasus DBD.

KATA KUNCI: Cegah, DBD, Edukasi, Sehat 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline