JAKARTA - Pada PPKM Darurat sebagian besar pasar tradisional yang berada di DKI Jakarta diizinkan teteap beroprasi hinggal pukul 14:00 WIB.
Sebagian para pedagang masih terlihat abai dalam mengenai protokol kesehatan tidak menggunakan masker di salah satu pasar tradisional Jakarta Timur. Seperti yang terlihat, saya menelusuri beberapa sudut-sudut pasar, dan hasilnya tidak sedikit dari pedagang yang tidak menggunakan masker.
Tetapi sebelum memasuki pasar tradisional ini kita dianjurkan untuk mencuci tangan yang berada pada setiap pintu masuk pasar. Mereka pada umumnya tidak menggunakan masker dengan benar, dan juga ada yang sama sekali tidak menggunakan masker.
Dengan adanya PPKM Darurat ini sangat berpengaruh pada rakyat kecil, salah satunya para pedagang pasar tradisional ini. Ambar seorang pedagang sayur di pasar ini tidak bisa bayangkan jika barang dagangannya tidak laku terjual dan pasar tradisional kembali ditutup.
"Saya sangat khawatir kalau pasar maupun toko saya ditutup, saya tidak memiliki penghasilan lagi selain berjualan di pasar ini" ujar Ambar, Kamis (22/07/21).
Ambar mengaku, pemberlakuan PPKM Darurat sangat berdampak bagi para pengusaha kecil seperti pedagang di pasar tradisional ini dan juga sangat berdampak bagi restoran maupun pedagang kaki lima.
Dampak penurunan omset pada penjualan di pasar tradisional terjadi sejak awal diberlakukannya PPKM Darurat pada 3 Juli 2021. Tetapi sekitar 3 hari sebelum hari raya Idul Adha pasar tersebut kembali ramai. Konsumen membeli kebutuhan bumbu dapur dan lain sebagainya.
Saat ini belum ada penurunan yang sangat signifikan lagi, pasar ini masih ramai tetapi konsumen tetap mematuhi protokol kesehatan yang ada. Terpantau tidak ada petugas yang berkeliling untuk mengawasi warga terkait penerapan protokol kesehatan.
"Mungkin dari sini terlihat letak keberuntungan saya, saat seperti ini jika pasar ramai konsumen saya senang dan selalu bersyukur" ujar Ambar.
Salah satu pedagang kelapa. Yatno mengatakan dirinya sudah mengikuti anjuran pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan yang ada. Baik menggunakan masker maupun menjaga jarak. Ia mengaku dirinya tidak mau kena masalah hanya karena tidak peduli prokes.
"Saya tidak tahu apa yang membuat mereka tidak mau memakai masker, mereka juga tidak berkomentar saat diajak berbicara terkait alasan tidak menggunakan masker" ujar Yatno.