Mahasiswa. Apa yang ada di kepala Anda jika mendengar mahasiswa? Kata guru sekolahku mahasiswa itu ada 2 kata, yaitu 'maha' dan 'siswa' artinya pemimpim dari semua siswa/i. Tetapi apa kalian tahu tidak semua mahasiswa berani untuk memimpin?
Ada sebagian mahasiswa yang hanya fokus belajar tanpa memedulikan lingkungan sekitar tetapi ada juga mahasiswa yang sangat aktif dalam organisasi.
Katakan saja aku punya kenalan di kuliah yang bernama Oki. Jika di kelas Oki hanya menyimak penyampain materi yang diberikan dosen, ia mencatat semua yang diberikan dosen. Oki juga selalu tepat waktu mengumpulkan tugas tidak hanya itu ia juga memiliki nilai yang sangat bagus.
Suatu hari aku memberanikan diri untuk mengobrol dengan Oki. Penilaian aku tentang Oki cukup bagus, ia memang sosok laki-laki yang penuh tanggung jawab terhadap akademiknya tapi aku sedikit terkejut mendengar cerita dia saat SMA dahulu dan dia juga bercerita bagaimana proses yang ia lalui sampai berhasil menjadi mahasiswa di salah satu perguruan tinggi yang ada di Indonesia.
Oki seorang anak dari keluarga yang sederhana, ia anak pertama dari 3 bersaudara. Ayah Oki seorang pedagang kaki lima sedangkan Ibu Oki sebagai ibu rumah tangga (IRT). Saat kelas 12 Oki bingung, ia bingung harus mendengar nasihat ayah atau ibunya.
Ayah Oki menyuruh ia untuk kuliah dan meraih mimpi setinggi mungkin, ayah Oki berpesan jika Oki memiliki kesempatan maka ambil kesempatan tersebut. Tapi ibu Oki melarang Oki untuk kuliah, ibunya ingin Oki langsung mencari kerja untuk menambah penghasilan keluarga. Ternyata ia terpilih menjadi siswa eligible di sekolahnya, kesempatan emas Oki ambil, ia mendaftarkan diri sekaligus beasiswa untuk meringankan biaya kuliahnya nanti.
Akhirnya Oki berhasil membuktikan kalau ia bisa menjadi salah satu mahasiswa di perguruan tinggi yang ada di Indonesia tidak hanya itu ia juga berhasil mendapatkan beasiswa. Ayah dan ibu Oki bangga dengan perjuangannya.
Jadi menurutku wajar saja Oki menjadi anak ambis di kelasnya karena Oki ingin mendapatkan nilai yang bagus. Tapi jika kita hanya fokus dengan nilai sebenarnya juga tidak baik karena di luar sana banyak sekali kegiatan yang dapat kita laksankan tanpa menggunakan nilai. Kegiatan tersebut dilakukan dengan rasa percaya diri dan berani salah satunya menjadi volunteer atau relawan. Menjadi relawan tidak perlu nilai yang bagus bukan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H