Karimah Faizah
089636137099
Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Mengunjungi Museum Nasional bagaikan membuka kotak harta karun bangsa Indonesia. Di dalam kotak harta karun tersimpan berbagai macam barang yang berharga walaupun kondisinya yang usang dan berdebu, karena tertimbun selama bertahun-tahun, itulah gambaran atau perumpamaan yang cocok bagi museum nasional. Museum Nasional memiliki koleksi yang sangat lengkap untuk mengulik, mempelajari, dan memperdalam pengetahuan baik tentang sejarah Indonesia maupun sejarah kerajaan Nusantara.
Namun sangat disayangkan, Museum Nasional Indonesia sempat mengalami kebakaran. Kebakaran tersebut terjadi pada Sabtu 16 September 2023 tepatnya pada jam 19:58 WIB, adapun dugaan sementara berasal dari korsleting arus listrik yang terjadi di bedeng proyek yang sedang melakukan renovasi gedung blok C. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nadiem Makariem menyebutkan ada 6 ruangan di gedung A museum yang terbakar, sebagian koleksi yang terbakar adalah replika seperti di bagian prasejarah. Total koleksi yang terdampak dan mengalami kerusakan sebanyak 902, namun 589 diantaranya berhasil dievakuasi untuk diamankan dan direstorasi. Koleksi yang mengalami kerusakan seperti : 231 dari galeri keramik, 49 dari galeri peradaban, 92 dari galeri perunggu, 225 dari galeri prasejarah, 180 dari galeri terakota, 125 dari ruang kebudayaan Indonesia.
Update terbaru tentang kondisi Museum Nasional yang baru saja dibuka kembali pada bulan Oktober 2024 setelah mengalami kebakaran dan revitalisasi besar-besaran. Dengan tampilan yang lebih modern, Museum Nasional menghadirkan koleksi-koleksi benda sejarah terbaru yang mereka miliki untuk menarik minat dan perhatian pengunjung khususnya generasi muda. Salah satu contoh koleksi terbarunya yang paling menonjol adalah artefak-artefak hasil repatriasi dari Belanda. Koleksi ini seperti arca Bhairawa, Nandi, Ganesha, dan Brahma dari candi Singasari tang berasal dari bad ke 13, serta 284 benda yang terkait Perang Puputan Badung dan Tabanan Bali. Arca-arca tersebut disusun melingkar dengan pencahayaan yang baik dan maksimal sehingga menambah kesan eksotis dan kemegahan sejarah Nusantara.
Lantai 1 gedung A pada Museum Nasional, diadakan pameran yang menampilkan kejadian kebakaran Museum Nasional Indonesia dengan judul "Menabuh Nekara Menyiram Api" untuk menarasikan kisah kebakaran yang melanda museum tersebut. Menurut Penanggung Jawab Unit Museum Nasional Indonesia Ni Luh Putu Chandra Dewi, alasan dibalik penggunaan nama 'Nekara' adalah karena pada masa perundagian, benda yang terbuat dari perunggu tersebut sering digunakan untuk ritual memanggil hujan. Puing-puing dari bangunan dan benda-benda Museum Nasional yang terbakar dapat kita lihat langsung berapa persen tingkat kerusakannya. Di pameran tersebut juga ada dinding kaca dengan tinggi sekitar 5 meter yang memperlihatkan puing-puing bangunan yang habis dilahap si jago merah.
Di lantai 2 Museum Nasional terdapat pameran perhiasan, senjata, artefak, dan peninggalan sejarah kerajaan Klungkung lainnya yang tidak boleh direkam, selain itu kita juga bisa menyaksikan ilustrasi dan sejarah perang Klungkung yang merupakan bagian dari perang Puputan Bali di semacam teater atau bioskop mini yang ada di lantai 2 tersebut.
Museum Nasional menjadi destinasi wisata yang sempurna bagi kamu yang ingin belajar dan memperdalam pengetahuan sejarah juga budaya Indonesia dengan cara yang menyenangkan. Tampilan dan suasana baru yang lebih modern membuat Museum Nasional jadi salah satu tempat pilihan generasi muda untuk menghabiskan waktu sambil menambah wawasan. Di Museum Nasional kamu bisa menjelajahi berbagai macam koleksi bersejarah yang luar biasa, mulai dari benda-benda kuno sampai artefak penting dari berbagai suku di Indonesia. Museum ini tidak hanya sekadar tempat melihat barang pajangan, tapi juga wadah untuk memahami perjalanan panjang bangsa Indonesia.
Daftar Pustaka :
https://news.detik.com/berita/d-6936528/7-fakta-kebakaran-museum-nasional-hanguskan-koleksi-replika?