Lihat ke Halaman Asli

Cuham Beib

Menjadikan Sepeda Sebagai Moda Transportasi sehari-hari kemana saja,

Refleksi 1 Tahun Jadi Kompasianer: Mengayuh Jejak Bersepeda di Ruang Digital

Diperbarui: 20 Juli 2022   08:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cover (dokpri)

HARI ini, tanggal 20 Juli 2022, menjadi "tonggak sejarah" 1 tahun saya bergabung di Kompasiana yang tengah memasuki tahun ke-14. Saat  itu diawali dengan  tulisan perdana edisi 20/7/2021 berjudul "Aktivasi Menepis Pandemi"

Tulisan dalam katagori Diary tersebut meskipun bukan tentang gerakan bersepeda tapi di dalamnya ada bagian tentang aktivitas bersepeda saat pandemi, dan langsung mendapat label Artikel Pilihan (AP).

Akun blog pribadi saya bernama Cuham Beib. Kata Beib mengambil nama icon gerakan bersepeda yang saya geluti dan kampanyekan, akronim dari Bersepeda itu Baik, sehingga tulisan-tulisan saya berikutnya didominasi  tentang gerakan bersepeda, selebihnya lingkungan dan umum. 

Tuisan perdana terkait dunia gerakan bersepeda adalah tentang perpaduan dua hobi bersepeda dengan fotography berjudul "Membidik Senja di Atas Sadel", edisi  23 Juli 2022. Artikel ini pun mendapat label AP. 

Hingga hari ini, tercatat ada sekitar 108 tulisan. Setiap tulisan yang tayang saya share di WhatsApp (WA), Instagram (IG), dan Facebook (FB), lalu semuanya didokumentasikan di laman Album Foto FB.

Bisa dikatakan saya Kompasianer kemarin sore, sampai saat ini akunnya masih diposisi Taruna dan masih centang hijau. Statistiknya relatif masih minim, sehingga sampai saat ini saya belum pernah mendapat K-reward, tapi tak lantas semangat menulis menjadi menurun, apalagi hal itu bukan tujuan utama menjadi Kompasianer.

Bagi saya, penghargaan, apresiasi, dan hadiah adalah  bonus, dengan bisa menjadi bagian dari Kompasiana saja saya bersyukur karena menjadi ajang ruang ekspresi  yang lebih tertuang sesuai gaya dan apa adanya tulisan saya, sekaligus sebagai ajang mengasah diri dan menambah wawasan serta pertemanan dari Sabang sampai Merauke.

 Saya hanya penulis amatiran, dengan bahasa ringan dan sederhana, jauh dari kata ilmiah dan professional. Tidak memiliki dasar pendidikan penulisan atau jurnalistik, bakat menulis saya hanya mengalir begitu saja dari kecil.

Kalaupun ada tulisan yang terbilang serius, berat, dan ilmiah, itu karena hasil kutipan, wawancara, mentoring, dan observasi lapangan, serta biasanya hanya untuk effort  lebih di kompetisi tulisan yang saya ikuti. 

Meski demikian, setelah sekian purnama berlalu berbagai pengalaman, pembelajaran , pertemanan , ilmu, dan dinamika setidaknya sudah saya peroleh, serta meningkatkan dunia literasi saya untuk semakin gencar menulis dan  memotivasi saya untuk selalu belajar dan rajin membacanya juga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline