TAHUN 2009, masyarakat Indonesia ramai memperbincangkan terkait klaim Batik oleh salah satu Negara tetangga. Saat itu juga pemerintah mengambil langkah konkret dengan mengikuti sertakan Batik Indonesia dalam proses nominasi kepada badan dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bidang budaya yaitu United Nations Educational, Scientific, Cultural Organization (UNESCO) pada bulan September 2009.
Sebulan kemudian tepatnya pada tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO menetapkan secara resmi bahwa Batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non Bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) Indonesia.
Sehingga kemudian pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional (HBN). Sejak saat itulah, masyarakat Indonesia mulai gencar dalam kampanye penggunaan batik. Industri fashion pun tumbuh dan berkembang dengan menggunakan bahan batik .
Mungkin iniilah hikmah dari pengklaiman Batik oleh Negara tetangga tersebut, banyak masyarakat yang kemudian bangga menggunakan Batik. Bukan lagi hanya konsumsi para orang tua, tetapi anak-anak muda pun menggunakannya disesuaikan selera dan mode terkini.
Publik pesepeda pun tak mau ketinggalan dengan fenomena menggeliatnya budaya masyarakat berbatik di Tanah Air. Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional munculah kegiatan bertajuk "Bersepeda Berbatik". Selain kampanye Batik Indonesia, gerakan itu juga mengkampanye kan bersepeda dan budaya tertib, bijak, dan beretika.
Berbatik, Bersepeda, dan Bergembira.
Sejak tahun 2010 hingga saat ini, komunitas berbasis gerakan terbesar yaitu Bike to Work (B2W) Indonesia selalu melakukan kegiatan berupa bersepeda bersama menggunakan pakaian batik. Gerakan tersebut kemudian diapiliasi khususnya oleh chapter-chapter B2W daerah yang ada dan umumnya pegiat sepeda seluruh Indonesia.