Differentiated learning in the modern era
Oleh : Karen
Semua orang pasti wajib memiliki pendidikan dalam hidupnya. Pendidikan adalah merupakan suatu cara untuk mencari solusi manusia untuk dapat memajukan potensi yang ada pada dirinya sendiri dengan belajar atau mengikuti kelas kerja paket jika ketinggalan. Berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) No.20 tahun 2003 dijelaskan bahwa kewajiban dan peran pendidikan adalah memajukan penciptaan budi pekerti dan mengembangkan keunggulan setiap siswa, serta menegakkannya kebudayaan bangsa yang terhormat untuk menyempurnakan akal kehidupan bangsa. Setiap siswa mendapatkan kelebihan dan kekurangan dalam dirinya sendiri, dengan adanya perbedaan di dalam diri setiap siswa, siswa mengharapkan perlakuan yang berbeda pula supaya potensi di dalam peserta didik berkembang maksimal.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan hal yang sudah terlalu lawas, tapi masih banyak guru yang tidak mengimplementasikan pendekatan tersebut ke dalam suatu usaha pembelajarannya yang ada dikelas. Ada tiga pendekatan dalam pembelajaran berdiferensiasi yaitu : 1) Konten suatu hal yang dipelajari oleh setiap siswa yang berhubungan dengan materi pembelajaran. 2) Proses yaitu cara siswa untuk menentukan gaya belajarnya 3) Produk adalah cara mewujudkan suatu hasil yang telah dipelajari siswa. (Wasih dkk., 2020).
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui upaya pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi yang merupakan hal penting karena merupakan salah satu cara untuk mencari solusi dalam peningkatan dan cara memajukan potensi keberhasilan pembelajaran kurikulum merdeka belajar di SD dekat rumah saya.
Dalam melakukan wawancara kemarin dengan siswa saya menggunakan mata pelajaran matematika materi bangun datar dan disini saya mewawancarai 5 siswa tetangga saya kelas 2 yang memiliki modalitas belajar yang berbeda-beda yaitu ada 2 siswa yang menggunakan modalitas belajar visual, ada 2 siswa yang menggunakan modalitas belajar auditori, dan ada 1 siswa yang menggunakan modalitas belajar kinestetik : Ada 2 siswa menggunakan modalitas belajar yang visual karena modalitas gaya belajar yang dimiliki kedua siswa ini cenderung menggunakan visual karena saat saya mewawancarai kedua siswa mereka biasanya selalu mencatat apa yang dibicarakan ketika guru memberikan penjelasan didepan kelas. Tipe belajar visual yang dimiliki ini biasanya anak tersebut dikelas pendiam karena mereka fokus melihat materi yang dipaparkan guru. Ada 2 siswa menggunakan modalitas belajar auditori karena kata kedua orang tua siswa tersebut ini mereka merupakan tipe yang lebih suka mendengarkan dibandingkan membaca buku materi sendiri, tetapi kelemahannya tipe belajar auditori ini tidak suka jika ada suara berisik yang mengganggu mereka saat belajar dan mereka tidak dapat fokus. Sama seperti kedua siswa tersebut saat ada yang berisik dikelas mereka terganggu dan bisa marah. Dan 1 siswa menggunakan modalitas belajar Kinestetik karena modalitas belajar yang kinestetik merupakan suatu upaya belajar anak yang biasanya aktif karena biasanya anak yang memiliki cara modalitas belajar kinestetik ini tidak sabaran dan jika diberikan tugas oleh guru disekolah anak tersebut tidak bisa mengerjakan dengan tenang. Dan 1 siswa ini senang dilibatkan dalam proses pembelajaran, dan guru harus pandai-pandai mengatur proses pembelajaran yang melibatkan siswa tersebut agar siswa tersebut tidak menggangu temannya yang lain.
Identifikasi kebutuhan belajar siswa sebelum melakukan pembelajaran guru perlu :
Guru harus memetakan kebutuhan belajar siswa
Dalam hal ini guru harus menyiapkan beberapa variasi konten untuk pembelajaran dikelas yang sesuai dengan kebutuhan setiap siswa. Untuk mengetahui modalitas belajar siswa guru dapat melaksanakan sesi wawancara kepada setiap siswa, agar guru dapat mengatur pembelajaran yang berdiferensiasi.
Guru harus menentukan strategi dan metode yang akan digunakan
Dengan kegiatan ini guru harus menyampaikan pembelajaran yang menyenangkan dan guru harus memberikan variasi-variasi agar siswa tidak bosan mendengarkan guru didepan kelas tanpa mengikut sertakan siswa. Contohnya seperti mata pelajaran matematika materi bangun datar, disini guru dapat mengajak siswa berdiskusi menyebutkan barang-barang disekitar sekolah yang berbentuk bangun datar. Dengan adanya strategi dan metode yang telah digunakan oleh guru ini siswa tidak akan bosan dan kebutuhan belajar siswa dapat terpenuhi.