Lihat ke Halaman Asli

Karel Xavier Yusuf Oltmans

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia

Oma, Kurindu

Diperbarui: 16 Januari 2024   22:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

sejak tahun dua eibu sembilan sosok yang ku sayangi harus meninggalkan diriku ke tempat asalnya di eropa. Hanya terasa sebentar keberadaan dirinya di hidupku. Walaupun keberadaannya sebentar, kenangannya melekat sampai sekarang, dan tidak akan pernah ku lupakan. Hampir lima belas tahun Tahun diriku tak pernah melihat dirimu lagi. Oma, aku sangat merindukanmu, merindukan keberadaan dirimu yang selalu memerhatikan ku, mengajarkan ku bagaimana menghadapi realita kehidupan ini, memperlihatkan betapa mulianya tuhan menciptakan manusia seperti mu di hidup ku. tak ku sangka ternyata ada manusia se bijaksana itu. 

Oma, harapan ku kita bisa kembali mengulang kenangan yang sudah lama dirindukan. Bercakap, berdebat, dan bercanda layaknya sahabat. betapa ku rindu moment ketika kita bisa duduk bersama, menikmati makanan yang telah kau sediakan di meja untuk diriku. Betapa ku rindu moment saat kau sembunyi-sembunyi memberikan uang untuk ku sekolah yang padahal sebelumnya sudah diberikan oleh mamah.

Sekarang kita hanya bisa bercakapan di telepon saja. 1 jam bahkan sampai 2 jam pun tidak terasa apabila ku sudah berbincang denganmu. Walaupun tetap menyenangkan, tapi alangkah lebih menyenangkan lagi bila kita bisa bertatap wajah secara langsung. Semoga dirimu bisa segera pulang, agar kita bisa kembali tertawa bersama.

Oma, ku rindu

Doa ku selalu memyertaimu oma, tak akan pernah ku lupa satu katapun doaku kepads Tuhan untuk Mu oma. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline