Gunung nyapa yang berada di Desa Karangbale, Kecamatan Larangan Brebes, nampaknya menarik perhatian banyak pihak, salah satunya dari kalangan akademis. Hal ini terbukti dari salah satu kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan oleh UPS Tegal di desa Ini.
Seperti kita tahu, bahwa Gunung Nyapa sendiri memiliki 9 goa bersejarah, dimana tidak semua orang mengetahui cerita dari masing-masing goa tersebut.
Atas inisiatif kelompok mahasiswa UPS ( Universitas Pancasakti) yang sedang KKN di desa Karangbale, dibuatlah papan informasi di setiap goa. Kini setiap pengunjung bisa mengetahui setiap sejarah tersebut dengan sangat mudah.
Menurut Yuni Arfiani. M.Pd selaku DPL (Dosen Pembina Lapangan), pembuatan papan informasi yang dinamakan "Mading History" tersebut merupakan program unggulan dr KKN Tematik UPS Tegal di Desa Karangbale. "
"Ide ini berawal dari keinginan kami untuk lebih mengenalkan potensi geowisata yg ada di Karangbale. Kegiatan ini adalah hasil kerjasama antara mahasiswa KKN dengan Pokdarwis (kelompok sadar wisata) desa Karangbale, katanya.
Yuni juga menjelaskan bahwa Gunung Nyapa Tidak hanya merupakan tempat wisata yg memiliki nilai mistis tetapi juga memiliki nilai edukasi yg luar biasa terutama berkaitan dengan jenis-jenis batuan, keanekaragaman tanaman, dan hal-hal lain khususnya berkaitan dengan ilmu kebumian."
Hal senada disampaikan Mobinta Kusuma, M.Pd selaku Pemonev dari LPPM UPS Tegal, bahwa hal ini dilakukan agar masyarakat yang berkunjung lebih mudah untuk mengetahui sejarah dari setiap Goa.
"Selain Mading history, tim KKN UPS Tegal juga sedang mempersiapkan sebuah buku panduan untuk pengunjung yang di dalamnya memuat history, dan apa yang ada di Gunung Nyapa. Harapannya bisa memberikan lebih banyak manfaat kepada masyarakat," terangnya.
Dirinya juga menjelaskan bawa jika diperlukan, insya Allah mudah-mudahan KKN ini bisa dilanjutkan tahun depan.
Sementara itu menurut M. Basir, sumber data penulisan Mading Story tersebut mereka peroleh dari Juru Kunci Gunung Nyapa, beberapa sesepuh desa, serta kelompok sadar wisata (Pokdarwis) desa Karangbale.
"Kami mahasiswa KKN dan Pokdarwis, menggunakan kayu jati untuk tiangnya dan papan menggunakn sepet kayu/potongan kayu yang diamplas dan penulisannya menggunakan cat kayu, dan atap menggunakan botol bekas," ungkapnya.