Hujan telah beberapa kali turun, sehingga membuat beberapa petani memutuskan untuk menanam bawangnya. Bagi yang tertinggal dalam pembuatan lahan mereka segera mencari pekerja untuk membuat lahan di sawahnya.
Rp.100.000,00/per pekeraja bukanlah nilai yang kecil bagi masyarakat petani. Namun karena berharap bisa mendapatkan harga mahal merekapun akhirnya rela mengeluarkan uang banyak hanya demi segera bisa membuat lahan bawang merah. Hal ini karena memang biasanya harga bawang merah relative mahal diawal musim panen bawang pertama.
Rasa optimis harga mahal membuat mereka tak peduli meski harus pinjam modal sekalipun. Sumber modal untuk mengurus bawangpun beraneka ragam mulai dari pinjam pada saudara, pegadaian, koprasi bahkan Bank, baik menggunakan jaminan ataupun tidak.
Setelah peminjaman pertama mereka lakukan, selama bawang belum dipanen potensi meminjam berikutnyapun sangat besar baik untuk pekerja, pupuk, bahkan sampai pada tuntutan pestisida yang mahal dan menuntut untuk banyak digunakan saat hama benar-benar mengganggu.
Petani yang telah kerja keras dari awal membuat lahan, tak jarang yang harus rela kehilangan harapannya untuk dapat penghasilan banyak. Hal ini dikarenakan hama pengganggu yang tiba-tiba muncul merusak tanaman bawang mereka yang telah dirawat siang bahkan malam.
Bukan hanya itu bahkan ada beberapa tanaman bawang merah milik petani yang bisa hilang dalam seketika hanya dalam hitungan hari, contohnya adalah hama karapak. Ia akan dengan mudah membuat petani gulung tikar merugi tanpa hasil, hilang modal dan sia-sia tenaga.
Penomena lain dari masalah petani adalah masalah anjloknya harga, saat musim panen. Bahkan tak jarang mereka hanya bisa menahan kekecewaannya saat mengetahui pemerintah telah mengimpor bawang merah dari Negara lain. Sungguh kerja keras mereka seperti tak dihargai saat pemerintah melakukan itu, terlebih jika impor tersebut dilakukan saat petani lokal sedang memanen hasil kerja kerasnya selama kurang lebih dari 60 hari.
Saya yang merupakan seorang anak petani dan juga petani sangat berharap pemerintah bisa lebih bijaksana dalam menentukan harga. Saya sangat yakin jika harga pertanian mahal, maka kesejahtraan masyarakat Indonesia yang merupakan Negara agraris secara keseluruhan dapat tercapai.
Faktanya banyak perekonomian masyarakt yang cepat membaik setelah harga bawang merah melambung tinggi.
Pun demikian bagi pelaku usaha, saya yang memiliki usaha kecil-kecilan saja bisa merasakan untung yang lumayan besar saat harga bawang naik, hal ini dikarenakan minat dan daya beli masyarakat meningkat.
Pemandangan Dealer mengantarkan sepeda motor baru sudah bukan hal asing untuk dilihat di masyarakat, saat harga bawang mahal tersebut.