Lihat ke Halaman Asli

Dede Tatang

Putra Kamal, Larangan Brebes

Cerpen | Karena Ibadah Itu, Bukan untuk dinilai Makhluk-Nya

Diperbarui: 20 September 2017   11:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gb.www.inspirasi-dttg.blogspot.com

Kami dibuat heran hari ini, betapa tidak seorang orangtua yang meninggal begitu harum mayatnya. Bahkan baru kali ini pelayat yang datang luar biasa banyaknya, memenuhi setiap sudut desa.

Orang-orang memanggilnya dengan pak Syarif, meninggal diusia 60 tahun. Dalam kehidupannya masyarakat mengenal pak Syarif sebagai orang yang tidak baik. Ia sering membawa pelacur kerumahnya, bahkan tidak jarang warga sering memergokinnya sedang berada di diskotik dan tempat-tempat pelacuran. Pak Syarif juga dikenal masyarakat sebagai kepala pereman, banyak pereman dari berbagai daerah yang datang kerumahnya, tampangnya serem-serem bahkan kebanyakan sekujur tubuhnya memakai tato.

Masyarakat dibuat heran, bagaimana bisa Allah mengharumkan mayatnya bahkan begitu banyak orang yang mendoakannya dari berbagai daerah.

Usai pemakaman, saya pun beranikan diri menghampiri seorang laki-laki bertubuh tegap, dengan sekucur tubuhnya dipenuhi tatao.

"Maaf bang boleh saya bertanya ?", tanyaku memulai

"Boleh ada apa mas  ? " jawab orang itu.

"Kalau boleh tahu abang siapanya pa Syarif  ?"

"Saya muridnya mas"

"Loh emang Pak Syarif seorang guru  ?"

Semula saya begitu gerogi dan takut menghampirinya namun ternyata dia sangat lembut, sampai kamipun akhirnya ngobrol sambil duduk dibawah pohon,.

Diapun akhirnya mulai menceritakan kisahnya dengan pak Syarif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline