seandainya engkau diam
seandainya engkau tak merasakan
getaran dan sentuhan
entah apa yang kini kurasakan
setan-setan anti Tuhan
anti kemapanan
bergerak bagai bayangan
penuh ambisi, naluri keserakahan
bercokol mencengkeram
menggenggam tanah harapan
Ingin mengubah jalan
memutar kehidupan
arah yang menentang
menyusuri langkah kesesatan
meminta, mendesak, memaksakan
sementara,
pemegang tongkat kedigjayaan,
tak berdaya ditikam rayuan
dihujani hasutan
ia begitu percaya pada cerita dusta
omong kosong dan kepalsuan para pembual
terpaksa mengabaikan nestapa
para jelata
orang dihina, disiksa ,
dianiaya tanpa salah, tanpa dosa
fitnah merajalela
dianggap biasa
kabut hitam menaungi awan
kegundahan mencekam
kontradiksi dengan keadaan
kelelawar terbang di atas kepala
mengejek hati yang gelisah
di balik awan berarak
aku melihat wajah penuh senyum
termenung lesu
hatinya pilu
menyimpan resah
kegetiran yang dalam
di hatimu, di jiwamu
menyatu bagai bola salju
kau duka, kau bertanya
tapi pertanyaanmu membentur
kepentingan hajat sesaat
tak ada lagi jalan panjang
tak ada waktu luang
ancaman sudah diwujudkan
sahabat sejati hilang
ditelan lubang penyelinapan
kau kembali bertanya
dan bertanya
sekeras baja hatimu berupaya
dengan kelembutan, dengan ketenangan
tak ada lelah, tak ada putus asa
demi bangsa, demi masa depan
pelan tapi pasti, itu katamu
cuma tekad dan sedikit kekuatan
kau hantam karang yang menjulang
kau patahkan tulang belulang, kau hancurkan
kau tenggelamkan ke dasar lautan