Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Alif Nurhamdani

Aku adalah angin yang gabut

KKN UNEJ BTV3 Tingkatkan Mutu Agroindustri Jamur Tiram UMKM di Kelurahan Bintoro

Diperbarui: 31 Agustus 2021   19:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Google Maps

Bintoro merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Menurut data,  Desa Bintoro memiliki luas sebesar 8,44 Km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 10.637 jiwa, dimana terdiri dari 6 dusun, 12 RW dan 62 RT (Kecamatan Patrang dalam Angka, 2020). Kelurahan Bintoro merupakan salah satu dari 8 Kelurahan di Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Penggunaannya bisa dilihat pada rincian sebagai berikut : Luas pemukiman 19.2 ha, Luas persawahan 331.3 ha, Luas perkebunan 98.4 ha, Luas kuburan 6.5 ha, Luas pekarangan 72.6 ha, Luas taman 7 ha, Luas perkantoran 9.8 ha, Luas prasarana umum lainnya 0.5 ha, Luas wilayah 526.5 ha. Uraian di atas, menunjukkan bahwa pertanian merupakan lahan terluas yang digunakan oleh masyarakat Kelurahan Bintoro yakni areal persawahan seluas 331 ha dan perkebunan seluas 98 ha, sehingga dapat disimpulkan bahwa sumber mata pencaharian terbesar yakni dalam bidang pertanian. Adapun batas wilayah Kelurahan Bintoro yakni berbatasan sebelah utara dengan Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Baratan, sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Patrang, dan sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Jumerto Kecamatan Patrang.

Adanya industri kecil yang banyak berdiri di Desa Bintoro tentunya sangat menguntungkan bagi masyarakat sekitar. Hal ini dapat menjadikan lapangan pekerjaan di Desa Bintoro semakin luas, sehingga dapat meningkatkan tingkat pendapatan dan menekan angka pengangguran. Pentingnya menjaga mutu dan kualitas produk serta tempat usaha juga perlu diperhatikan agar usaha tersebut dapat berjalan secara berkelanjutan. Terlebih lagi di tengah kondisi pandemi seperti ini, tidak menutup kemungkinan bahwa produksi yang dihasilkan dapat mengalami penurunan. Hal ini juga disebabkan karena kebijakan pemerintah yang menetapkan PPKM (Perberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) sehingga mengakibatkan produk yang dihasilkan tidak dapat disalurkan ke luar daerah. Akibatnya, industri kecil pun terkena dampaknya.

Hampir satu tahun setengah Covid-19 ini masuk ke Indonesia dan merubah banyak hal, utamanya "perekonomian". Mulai industri besar seperti maskapai penerbangan sampai industri kecil setingkat UMKM merasakan dampaknya. Protokol kesehatan sudah marak dilakukan seperti mencuci tangan, menjaga jarak dan menggunakan masker. Bahkan, kegiatan produksi sempat dihentikan untuk sementara waktu hingga kondisinya memungkinkan untuk dilanjutkan kembali.

Dokpri

UMKM jamur tiram merupakan salah satu UMKM budidaya dan agroindustri yang sangat merasakan dampaknya. Industri jamur tiram yang berlokasi di Dusun Perbal Desa Bintoro Kecamatan Patrang Kabupaten Jember ini masih bertahan dan tetap menjalankan usahanya di tengah pandemi. Menurut informasi dari pemilik usaha, terjadi penurunan penjualan mulai dari maraknya Covid-19 sampai saat ini. Bahkan, dalam jangka waktu 5 bulan terakhir terjadi penurunan produksi dan penjualan yang signifikan. Biasanya, pemilik menyetor jamur tiram dalam jumlah yang sangat besar. Namun, tak jarang juga terdapat konsumen yang membeli jamur tiram dalam jumlah kecil. Konsumen yang membeli jamur tiram dalam jumlah kecil biasanya langsung menghubungi pemilik. Sayangnya, masih sedikit pihak yang mengetahui adanya industri ini. Tidak adanya logo pada usaha dagang ini juga mengakibatkan banyaknya konsumen yang tidak tahu pemilik dari produksi jamur tiram yang dibeli. Selain itu, produk yang diproduksi belum memiliki kemasan yang inovatif karena produk yang dijual hanya berupa produk mentah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline