Lihat ke Halaman Asli

Richard kapojos

Hanya Pelajar yang berusaha menjadi bermanfaat

Cerpen - Ardi dan Kehidupanya yang Tak Adil

Diperbarui: 12 Mei 2022   22:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ardi adalah seorang pemuda yang berasal dari desa kecil dengan latar belakang keluarga yang berkecukupan. Dia pergi ke kota untuk menghidupi keluarganya, dia menjadi tulang punggung dalam keluarganya, ibunya adalah seorang manula yang kesehariannya mengurus rumah tangga. Sementara ayahnya adalah seorang petani desa yang menggantungkan hidup pada ladang milik tuan tanah. Setiap hari ardi dihabiskan dengan membantu ayah dan ibunya semasa kecilnya. Pagi hari dia pergi kepasar dengan ibunya membeli kebutuhan harian, dan kesekolah setelahnya. Sepulang sekolah dia pergi keladang membantu ayahnya mencabuti rerumputan.

Masa kecilnya terbilang tak baik-baik saja, dia yang sudah susah payah menjalani kerasnya kehidupan pun diterpa dengan masa-masa dimana ia dikucilkan dan selalu dibully di sekolahnya. Tak seberuntung sinetron yang ada di TV, nilainya di sekolah juga tergolong dibawah rata-rata dan bahkan dia selalu terlambat kesekolah karena kesibukkan dipagi harinya. Singkat cerita ardi pun menyelesaikan studinya. Dan merantau ke perkotaan dengan bekerja sebagai barista di salah satu tempat kopi didekat tempat kosannya.

Dia yang sedari kecilnya sudah terbiasa bekerja keraspun tidak terlalu merasa berat menjalankan pekerjaan sehari-harinya. Namun dia yang sepanjang hidupnya yang terlalu fokus untuk bekerja pun tidak pernah merasakan apa yang namanya suka dengan seorang gadis. Disinilah awal mula pengembara hati dan demokrasi. Salah satu malam di tempat kerjanya dilewati seperti biasanya sampai suatu malam pada saat dia bekerja. Dia bertemu dengan seorang gadis bernama mawar, pertemuan mereka dibilang tak seperti pertemuan pada umumnya. Ardi sedang memegang kopi yang dipesan seorang pelanggan, dan tak sengaja tersandung dengan tasnya yang bertepatan diletakkan dilantai sebelah tempat duduknya. Hebatnya lagi kopi yang dibawahnya tumpah kepada ayah dari mawar yang bertepatan juga duduk didepan posisi mawar.

Ardi yang sigap langsung meletakkan nampan yang dibawanya dan dengan cepat menyeka baju dari ayah mawar yang tak disengaja ditumpahinya kopi tersebut. Hal hebat lainnya pun menyusul, ternyata kopi yang tumpah setengan yang ditaruh di meja terlebih dahulu disenggol tangannya dan justru tumpah semuanya membasahi tasnya mawar yang berada tepat dilantai. Telak sekali, karena tas yang terbuka membuat kopi tersebut masuk secara menyeluruh kedalam tasnya. Mawar yang merupakan seorang mahasiswa ternyata sedang dalam tahapan menyusun skripsi, ajaibnya lembaran-lembaran skripsi mawar juga terkena kopi tersebut. Dan laptop mawar yang digunakan menyimpan softcopy skripsinya juga terkena kopi dan tak dapat dihidupkan lagi.

Kejadian tersebut sangat membekas dibenaknya ardi sampai-sampai dia tak tahu lagi apa yang akan diperbuatnya. Dia yang hanyalah seorang pekerja yang pendapatannya munkin hanya untuk menghidupi kesehariannya dan pendapatan lebihnya dikirimkan kepada orang tuanya harus diterpa oleh kejadian demikian. Ayahnya mawar pun berdiri dan menyuruh untuk berhenti memberikan serbet yang digunakan ardi. Dia mengambil serbetnya dan mengatakan, sudah tidak apa-apa biar saya yang bersihkan kekacauan ini. Herannya mawar pun berkata kepadanya, "Maaf yaa, tas saya soalnya saya taroh disitu makanya masnya kesandung. sekali lagi saya minta maaf" ujarnya.

Ardi yang sudah dipenuhi perasaan takut, merasa bersalah tak karuan pun dibuat keheranan dengan perkataan mereka berdua. Dan memohon maaf dengan kesalahan yang diperbuatnya. Setelah membereskan kekacauan merekapun duduk dan berdiskusi sebentar dan setelahnya mereka pulang. Ardipun pulang kerumahnya dan bertanya-tanya, ternyata dari semua ketidak-adilan yang menurutnya menerpa hidupnya sedari kecil, dimana ia yang hidup dari keluarga berkekurangan, dan selalu mendapat perlakuan yang tak pantas dari lingkungannya dipertemukan dengan sebuah kejadian yang menurutnya diluar nalar. Dimana menurutnya apa yang terjadi pada kedua orang barusan adalah hal yang tak sepantasnya namun mereka bahkan menerima dan mengikhlaskan kejadian tersebut.

Tamat...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline