Lihat ke Halaman Asli

Panca Kusuma Ramadi

Mahasiswa Universitas Mahasaraswati Denpasar

Pengabdian Masyarakat Unmas Denpasar Ajarkan Dolanan untuk Membangun Kreativitas pada Anak di SD 1 Tista

Diperbarui: 29 Agustus 2024   12:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peserta Dolanan di Desa Tista (17/08/2024)/dokpri

Perkembangan teknologi saat ini menyebabkan sebagian besar anak-anak bermain gawai (gadget) untuk mengisi waktu luang setelah sekolah. Hal ini dikhawatirkan dapat mengganggu kreativitas anak-anak terutama dalam gerak fisik serta dapat menggerus tradisi dan Budaya Bali. 

Karena fenomena tersebut, maka Pengabdian Masyarakat Universitas Mahasaraswati Denpasar yang diikuti oleh mahasiswa dan Dosen Pembimbing Lapangan, Ibu Dr. Ni Putu Cempaka Dharmadewi Atmaja, SE.,MM berinisiatif untuk dapat mengajarkan dolanan kepada anak-anak Sekolah Dasar di Desa Tista.

Dolanan merupakan satu permainan tradisional yang diadopsi dari keadaan kehidupan lingkungan sosial kehidupan anak -- anak di daerah pedesaan. Dolanan melibatkan aktivitas bermain, menari dan menyanyi yang menyenangkan bagi anak-anak sehingga diharapkan dapat meningkatkan kreativitas anak-anak serta melestarikan budaya Bali.

Dalam pengajaran tersebut, anak anak SD dari kelas empat sampai enam diajak untuk mengikuti Latihan dolanan di wantilan Desa Tista. Desita selaku penanggung jawab dari program kerja ini menyatakan bahwa diadakannya latihan dolanan ini karena dari pihak pengabdian masyarakat mahasiswa UNMAS Denpasar melihat kekhawatiran hilangnya budaya bali akibat perkembangan teknologi yang sangat cepat.

"Saya mengajarkan dolanan kepada adik-adik SD Negeri 1 Tista karena saat ini saya lihat perkembangan teknologi sangat cepat dan saya khawatir budaya bali akan hilang karena pengaruh teknologi" ujar Desita

Mahasiswa dari UNMAS tersebut juga menyatakan bahwa pengajaran dolanan dilaksanakan karena dolanan merupakan perpaduan dari tarian, nyanyian, dan permainan yang dikemas menjadi satu pertunjukkan sehingga saya memilih dolanan sebagai wadah untuk melestarikan tarian bali, lagu daerah bali dan permainan tradisional bali.

Di satu sisi kepala Desa Tista, I Made Suardana Putra mengharapkan agar dolanan ini bisa dikembangkan ke depannya dan juga dipublikasikan sehingga generasi muda kami ke depan bisa mengikuti apa yang sudah adik-adik ajarkan ke desa tista.

Pentas Dolanan anak-anak telah dipentaskan untuk  memeriahkan saat perayaan 17 Agustus yang disaksikan oleh masyarakat Desa Tista. Terlihat antusias dan apresiasi masyarakat yang sangat tinggi dan anak-anak yang mementaskan dolanan juga sangat senang.

"Kemarin bersama masyarakat desa tista menyaksikan kegiatan dari dolanan yang dilatih oleh adik-adik dari Universitas Mahasaraswati yang sudah pentas kemarin saat perayaan 17 agustus. Dimana antusias dan apresiasi masyarakat sangat bagus dan mudah-mudahan dolanan yang adik-adik dari UNMAS ciptakan ini buat generasi muda kami bisa dikembangkan ke depannya dan juga dipublikasikan sehingga generasi muda kami ke depan bisa mengikuti apa yang sudah adik-adik ajarkan ke desa tista" ujar Kepala Desa Tista.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline