Lihat ke Halaman Asli

DPR RI & Kursi Listrik Esemka

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13268982881587468553

God verdomme zich! Harga 1 unit kursi untuk ruang rapat Badan Anggaran DPR mencapai angka Rp. 24,000,000. Guna memenuhi gairah syahwat hedonisme, rakyat harus membelikan anak Taman Kanak-Kanak kursi hergestellt in deutschland dengan total rupiah 4.8 milyar. Sebagaimana anak TK, pastilah kursi tersebut dilengkapi aneka mainan dari sponge bob hingga shaun the sheep, bahkan aneka rupa sex toys yang bisa membuat melek-merem.

God verdomme zich! Untuk hidup di negeri yang konon kaya-raya sekaligus gemah ripah luh jinawi kita selalu berkewajiban membayar pajak. Jangankan untuk hidup hedonis, dalam keadaan sekaratpun kita harus mbayar pajak (bukankah menebus resep dokter dlsb yang berhubungan dengan rumah sakit terkena pajak?). Menuju liang lahatpun wajib bayar. Sungguh asik negeri ini.

God verdomme zich! Inilah watak bangsa inferior yang tidak pernah bangga dan haqqul yaqien atas swadesi. Sebelum gempita "dampar kencana" banggar DPR RI bertalu-talu muncul ke ruang publik, kita secara gamblang telah diinvasi oleh pop culture yang diimpor dari Korea Selatan. Begitu dahsyatnya serangan tersebut hingga menjadikan "onggokan sampah kebudayaan". Lengkaplah sudah inferioritas bangsa ini, sebuah bangsa yang banal.

God verdomme zich! Kenapa siswa-siswi esemka tidak membuat kursi listrik? Adik-adikku siswa-siswi esemka, buatlah kursi listrik untuk beliau-beliau. Ada ceruk pasar di senayan yang menggiurkan. Masih banyak anggota dewan yang sering mengklaim diri-sendiri sebagai "anggota dewan yang terhormat" belum meni'mati kursi seharga puluhan juta rupiah. Manfaatkanlah, dik!

God verdomme zich! Adik-adikku siswa-siswi esemka, kau pasti mampu dan mau untuk menjawab kegelisahan kakakmu ini. Buatlah kursi listrik dengan berbagai macam kategori; tegangan rendah, tegangan menengah serta tegangan tinggi. Biarlah beliau-beliau yang konon terhormat mengeksekusi pilihannya; "kesemutan" secara perlahan atau langsung menuju ke tempat yang (mungkin tidak) layak.

God verdomme zich! Kami (ataukah saya?) kian lemah, susah dan letih tertatih-tatih. Kepada para mas & mbak menteri kabinet Indonesia bersatu chapter-2 hasil reshuffle, tolonglah adik-adiku ini. Buatkan regulasi khusus (terutama masalah pajak, perijinan, dll) agar karya mereka menjadi tuan rumah di senayan dan tuan rumah pada nusantara ini. Jangan ditunggangi dan jangan pula kau sajikan "birokrasi yang bermeja-meja"

God verdomme zich! Seliter bbm bersubsidi sudah aku siapkan. Pemantik api menyala sudah. Aku ingin membakar diri. Namun rasa takut menikamku. Ke-2 anaku masih terlalu dini untuk memaknai sebuah kekonyolan & banyolan. God verdomme zich! (18 Januari 2012, 22.40)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline