Banyak perusahaan menganggap bahwa karyawan millennial (atau millennials) adalah karyawan yang memiliki kompetensi dan kapasitas tinggi yang dapat melakukan banyak hal (multitasking), penuh semangat, dan juga kreatif. Meskipun karakteristik tersebut mungkin memang melekat pada karyawan millennial, namun mereka juga dikenal sebagai orang-orang yang mencintai kebebasan, asertif, cepat bosan, dan selalu mencari tantangan baru.
Perusahaan, khususnya startup, memerlukan pendekatan khusus dalam menghadapi karyawan dengan karakter kompleks seperti yang dimiliki oleh millennials. Berikut ini adalah tujuh trik jitu dalam menghadapi karyawan millennial di tempat kerja.
Ciptakan Suasana Kerja yang Menyenangkan
Karena kebanyakan millennials berjiwa bebas dan suka berinteraksi di jejaring sosial, sebaiknya Anda membuat konsep kantor dengan suasana santai yang memudahkan karyawan millennial untuk saling berinteraksi, misalnya menyediakan open office atau kantor tanpa sekat-sekat. Konsep kantor seperti ini kini telah banyak dipakai oleh berbagai perusahaan startup di Indonesia.
Selain itu, sediakan beberapa fasilitas yang bisa membuat mereka lebih merasa betah berada di kantor, misalnya ruang beristirahat, snack atau minuman gratis. Biarkan suasana di kantor Anda hidup, misalnya dengan mengizinkan mereka memasang musik ketika sedang tidak ada rapat, agar mereka lebih semangat dalam bekerja.
Jangan Terlalu Kaku Menyangkut Peraturan
Karyawan millennial tidak akan betah bekerja di perusahaan dengan peraturan yang terlalu strict. Peraturan yang kaku membuat mereka merasa terkekang. Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan Anda menetapkan peraturan yang lebih santai terhadap karyawan millennial Anda.
Millennials juga tidak suka didikte atau menghadapi pemimpin yang hanya mengandalkan power atau wewenang. Mereka menginginkan sosok pemimpin yang bisa menginspirasi, mudah diajak berdiskusi, dan bisa memotivasi mereka.
Beri Mereka Pengakuan dan Apresiasi
Millennials cenderung kurang semangat dalam bekerja bila mereka tidak mendapatkan pengakuan dan apresiasi atas pencapaian mereka. Pengakuan dari manajer atau atasan mereka dapat memotivasi mereka untuk meningkatkan pencapaian mereka di proyek yang akan datang. Berikan juga apresiasi yang sepadan dengan usaha dan keberhasilan mereka.
Beri Mereka Kesempatan untuk Berkembang
Karena millennials menyukai tantangan, mereka ingin diberi kesempatan untuk mencoba pengalaman baru. Karyawan millennial cenderung lebih menyukai target-target jangka pendek ketimbang jangka panjang. Oleh karena itu, sebaiknya Anda memberikan proyek jangka pendek secara rutin untuk menggali potensi mereka dan Anda pun bisa menyediakan training yang bisa membantu memperkaya skill mereka.
Buat Waktu Kerja yang Fleksibel
Karyawan millennial cenderung menganggap penerapan jam kerja dari pukul 8 pagi hingga 5 sore sebagai konsep yang kuno. Kini penerapan jam kerja seperti itu sudah mulai ditinggalkan oleh beberapa startup di Indonesia.
Karyawan millennial lebih menyukai jam kerja yang dapat disesuaikan dengan aktivitas mereka di luar kantor. Sebagai contoh; salah satu perusahaan startup di Indonesia membebaskan waktu kedatangan karyawannya, asalkan mereka tetap menghabiskan 8 jam di kantor.
Izinkan Mereka untuk Menyampaikan Pendapat
Millennials tidak hanya ingin mendengarkan kritik dan saran, tetapi juga didengar pendapatnya. Saat Anda melakukan evaluasi, sebaiknya Anda tidak melakukannya secara satu arah, tetapi dua arah. Ketahui kendala apa saja yang mereka hadapi, apa yang kira-kira bisa memotivasi mereka, dan izinkan mereka memberi saran untuk perusahaan Anda juga.