Lihat ke Halaman Asli

Aku dan Penantianmu

Diperbarui: 20 Juni 2015   02:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Getir, aku merasa apa yang sedang kau rasa
Tak pahit memang, tapi takut itu kan menjelma
Bukan nestapa, bukan duka, ataupun lara
Terlebih waktu yang sedang mengolok sebuah cinta
Entah harus seberapa lama . . .

Kasih!
Aku terjebak dalam simpul kesetiaan
Dimana waktu mengujinya dengan penuh tempaan
Sudut sempitnya seakan sombong tak lagi segan
Dengan segenap tirakat, ikhlas terus bertahan
Sebab Dia, kau kuinginkan!!!

Maafku lirih tak henti hiasi penantianmu
Bersajak lurus seiring panjang kau beradu
Tersirat doa begitu fitrah kau panjatkan bagiku
Harapan besar sanubarimu agar ini segera berlalu
Bukan kau tak kuasa lagi, tapi sabar hampir membisu

Kini pagi datang dengan kicau burung di tengah ilalang
Aku berdiri, tegak, dekat dengan-Nya dan tak sedikitpun mengambang
Dalam basahan embun kini, membuatku tegar di sebuah asa
Sekejap lalu kupanjatkan doa
Untuk kita.. Kita yang terlingkari sebuah rasa

(5 Oktober, 2013)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline