Lihat ke Halaman Asli

KANTO SUWITO

GURU DKI JAKARTA

3.1.a.8 Koneksi Antarmateri-Modul 3.1 (Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin)

Diperbarui: 25 Oktober 2022   19:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri 

"Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik"

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best)

Bob Talbetr

3.1.a.8.  Koneksi Antarmateri  Modul 3.1

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

Kanto Suwito CGP Angkatan 5 

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

  • Patrap Triloka adalah sebuah konsep pendidikan yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara. Pratap Triloka memilki keterakitan dengan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin yaitu pada konsep Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani di depan memberi teladan, ditengah membangun motivasi/dorongan, dibelakang memberi dukungan. Berdasarkan hal tersebut, sebagai seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran sudah sepatutnya menerapkan konsep-konsep pengambilan keputusan yang tepat dan berpihak pada murid dengan menerapkan tahapan-tahapan pengambilan keputusan sehingga dapat dijadikan tauladan dan juga motivaasi bagi murid  maupun rekan guru dan warga sekolahnya.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?  

  • Nilai-nilai positif yang terdapat pada seorang guru atau pendidik yaitu, nilai berpihak pada murid mandiri, reflektif, kolaboratif dan inovatif, merupakan nilai-nilai dasar yang harus terpatri pada diri seorang guru. Nilai-nilai positif tersebut akan berpengaruh pada saat kita dihadapkan dalam pengambilan sebuah keputusan. Bagaimana kita menentukan 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan juga 9 tahap pengujian dan pengambilan keputusan. Sehingga pada saat yang sama seorang guru dihadapkan pada sebuah masalah dilema etika sebagai sorang guru harus memilki rasa empati terhadap muridnya. Berangkat dari nilai-nilai yang terdapat pada sorang guru dan dengan berkonsep pada 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan juga 9 tahap pengujian dan pengambilan keputusan tersebut maka guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam setiap pengambilan keputusan dapat menghasilkan keputusan-keputusan  yang berpihak pada murid.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.  

  • Coaching merupakan sebuah keterampilan yang sangat erat kaitannya dengan pengabilan keputusan. Menerapkan coaching dengan Teknik TIRTA merupakan Langkah yang paling ideal saat kita membantu orang lain, dalam hal ini masalah di lingkungan sekolah. Tahapan-tahapan dalam TIRTA dapat mengidentifikasi masalah dari coachee. Coaching merupakan hal yang sangat penting, karena guru yang berperan sebagai coach dapat menggali potensi yang dimiliki oleh muridnya dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menggali dan menemukan potensi yang terpendam dalam diri murid ( coachee ) untuk dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya dengan kekuatan sendiri serta mampu mengambil keputusan yang tepat. Teknik TIRTA jika dikombinasikan dengan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan akan menjadi sangat ideal dalam pengambilan keputusan.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika? 

  • Keragaman dan perbedaan karakteristik pada gaya belajar perserta didik dikelasnya, seorang guru harus mampu menciptkan suasana belajar sesuai dengan kebutuhan mereka. Maka hal ini menjadi penting, sehingga guru perlu memilki kemampuan dalam mengelola aspek sosial emosional dengan baik karena hal ini akan berpengaruh pada pengambilan keputusan dilema etika. Kompetensi sosial emosional yang dimiliki dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pelajaran, yaitu kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, dan keterampilan berhubungan sosial. Kemampuan tersebut sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan sorang guru dikelasnya sebagai pemimpin pembelajaran,sehingga keputusan-keputusan tersebut akan menghasilkan keputusan yang bijaksana dan berdampak positif bagi murid dan lingkungannya.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline