Di sebuah desa di provinsi Sumatera Utara, ada seorang anak yang bernama Samosir. Ayahnya bernama Toba.
Pada pagi hari Samosir diminta oleh ibunya untuk mengantar makanan untuk ayahnya di ladang.
"Samosir! Tolong antarkan makanan untuk ayah, ya," pinta ibunya.
"Baik, Bu!" awab Samosir membawa makanan ayahnya. Samosir bergegas mengantar makanan ke ladang ayahnya.
Saat dalam perjalanan, Samosir merasa kelelahan. Ia melihat sebuah gubuk dan segera masuk ke gubuk itu. Sambil duduk, Samosir melihat makanan ayahnya yang lezat. Rasanya ia ingin sekali melahapnya. Tak lama, tanpa basa-basi, Samosir menyantap makanan milik ayahnya. Ia lupa kalau makanan itu bukan untuknya.
Selesai makan ia baru ingat kalau makanan itu milik ayahnya. Samosir takut jika ayahnya marah. Samosir mempunyai ide agar ayahnya tidak tahu jika ia telah menghabiskannya. Ia buru-buru pulang ke rumah. Sampai dirumah ibunya bertanya pada Samosir.
"Samosir, apakah kau sudah memberikan makanannya kepada ayah?" tanya ibunya.
"Eeeh ... iya ... sudah, Bu," jawab Samosir gugup.
"Baiklah," jawab ibunya percaya.
Siang hari itu tidak biasannya Toba pulang awal. Dia merasa lapar karena makanannya belum diberikan.