Lihat ke Halaman Asli

Semiotika Karya Seni Patung "Sunyi.."

Diperbarui: 18 November 2015   21:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Identifikasi

Objek utama (Karya)
- Judul karya ‘Sunyi..’
- Sepeda merk Robinson.
- Lampu sepeda merk National.
- Dinamo lampu merk Sanyo.
- Terdapat sepeda ontel dengan standar.
- Tinggi sepeda ± 1 meter.
- Panjang sepeda ± 1,3 meter.
- Rangka sepeda :
   • Nomor rangka PK21107
   • Pipa stang diagonal ± 70 derajat
   • Pipa diagonal atas melengkung
   • Pipa diagonal bawah lurus
   • Pipa saddle diagonal ± 70 derajat
   • Penyangga pipa saddle
   • Penyangga rantai
- Bel terompet, ukuran diameter ujung lingkaran ± 2 meter, panjang krucut ± 2,5 meter.
- Bel terompet (horn) terbuat dari aluminium.
- Bola karet warna hitam di pangkal bel terompet.
- Saddle plastik warna hitam.
- Dua roda, diameter masing-masing ± 65 cm.
- Dua ban luar merk swallow warna hitam.
- Terdapat dua lampu sorot di bawah, di dekat roda sepeda.
- Standar samping, di sebelah kanan dinaikan.
- Standar belakang diturunkan.
- Stang (handlebar), roda, dan pedal dilas atau dikunci (tidak dapat bergerak).

Background
- Trotoar dengan konblok.
- Jalan khusus penyandang tunanetra, berwarna kuning dengan garis-garis timbul.
- Bangku panjang disamping objek utama berwarna hijau dan kuning.
- Tembok beton berwarna abu-abu dan gerbang seng berwarna krem dengan tulisan ‘TANAH MILIK Bpk YOHANNES IRWANTO PUTRO’ berwarna hitam, ukuran font ± 20 cm, format rata kiri, jenis font san serif.
- Spanduk warna kuning dengan huruf warna merah di atas tembok beton.
- Kawat berduri di atas tembok beton.

Deskripsi

Sebuah karya milik Ichwan Noor, berjudul ‘Sunyi..’ dibuat dalam acara Jogja Street Sculpture Project: ANTAWACANA. Karya dengan konsep bentuk sepeda nyata dan deformasi terompet sepeda (horn) bersekala ekstrim, sebagai representasi dari sebuah kegelisahan, sebuah ironi, sebuah warning, dan kekhawatiran kita bersama akan kondisi lingkungan kota yang explosive, sewaktu-waktu dapat meledak. Jika dilihat dari tampilan visualnya, bel terompet lebih panjang dibanding sepeda. Diletakan di atas trotoar timur jalan Margo Utama/ jalan P. Mangkubumi, utara kantor Redaksi Kedaulatan Rakyat. Karya diletakan segaris dengan posisi trotoar, menghadap arah Selatan.

Makna

Dalam karya seni patung ini terdapat kode-kode sosial yang terdiri dari lima kode yaitu, kode hermeneutik, kode semik (konotatif), Kode simbolik, Kode proaretik (narasi), Kode gnomik (kultural) (Barthes dalam Sobur, 2013:65-66)

Kode hermeneutik terdapat pada karya. Bagaimana bisa karya tersebut berjudul sunyi? Jika melihat tampilan visualnya justru menunjukan kegaduhan dan suara keras, ditunjukan objek bel terompet. Tetapi muncul pertanyaan kembali, apakah benar bel terompet tersebut menggambarkan suara yang keras? Dilihat dari karya yang dibuat, bel terompet sangat mungkin menggambarkan ‘sunyi’ karena merupakan hasil dekonstruksi dari ramai.

Kode semik (konotatif) terlihat pada keseluruhan bagian objek yaitu explosive, sewaktu-waktu dapat meledak. Hal tersebut ditunjukan oleh penanda bel terompet yang diameternya dari pangkal berukurang kecil dan makin besar di ujungnya. Menunjukan kejadian bermula dari masalah besar menjadi lebih besar lagi, dari sunyi menjadi ramai. Sebuah bel terompet dibuat dapat berbicara seperti manusia, meneriakan kisah-kisah yang terjadi di tempat ia diletakan.

Kode simbolik terlihat pada aspek kontradiksi atau pertentangan dua unsur. Objek karya seni menunjukan bentuk bel terompet secara hiperbola kesan yang timbul adalah suara yang keras membuat jadi ramai dan riuh, berlawanan dengan judul karya yaitu ‘Sunyi..’ yang terkesan kalem atau tenang. Terdapat juga kontradiksi antara unsur lama dan baru, lama ditunjukan oleh objek sepeda yang berkarat dan baru ditunjukan oleh objek bel terompet yang masih mengkilap tanpa karat.

Kode narasi, karya ini menghadap ke arah selatan, sedikit miring ke kanan. Dengan tampilan visual berupa sepeda yang memiliki bel terompet dengan ukuran extreme. Diletakan di atas trotoar di Timur jalan Mangkubumi atau sekarang jalan Margo Utomo. Diletakan di depan tanah yang pernah menjadi sengketa antara PT XL dan Yohanes Irwanto Putro. Tempat diletakannya karya ini sempat menjadi tempat yang ramai karena terjadi keributan. Dijaga puluhan aparat kepolisian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline