"Fenomena Citayam Fashion Week itu adalah gerakan organik akar rumput yang tumbuh kembangnya harus natural dan organik pula."
"Jikapun ingin diorganisasikan lebih baik, biarlah mereka sendiri yang mengurusnya melalui komunitasnya. Oleh mereka bukan anda."
- Ridwan Kamil
Dunia maya sedang diguncang oleh pergerakan baru yang dikelola di daerah Dukuh Atas-Sudirman Citayam Fashion Week.
Citayam Fashion Week dimulai oleh remaja-remaja asal Citayam yang sering kali bersantai atau bersosialisasi di daerah Sudirman-Dukuh Atas dengan gaya mereka yang eksentrik dan unik.Daerah tersebut awalnya hanya menjadi tempat kunjungan mereka untuk berlibur dan jalan-jalan.
Namun, saat ini daerah tersebut menjadi sebuah ruang untuk remaja-remaja tersebut mengekspresikan diri melalui pakaian baju mereka, bahkan sering disebut mengikuti ajang Paris Fashion Week atau New York Fashion Week.
Kehebohan yang diiringi dengan kebesaran fenomena ini mendatangkan berbagai kritik yang memihak ataupun melawan keberadaan acara ini. Namun, satu hal yang pasti, Citayam Fashion Week merupakan tanda permulaan budaya baru di Jakarta.
Zebra Cross yang digunakan untuk remaja-remaja tersebut melakukan fashion show mereka di Jalan Tanjung Karang Dukuh Atas untuk memperlihatkan gaya mereka mungkin terinspirasi dari orang-orang Jepang yang menggunakan persimpangan Harajuku dan Shibuya.
Secara tidak sengaja, aksi ini mencetak sebuah lembaga atau institusi informal di Indonesia melalui personal branding remaja-remaja Citayam di Stasiun Dukuh Atas, Sudirman yang dapat menjadi pergerakkan yang menguntungkan bagi perekonomian Indonesia.
Fenomena ini mengangkat banyak sekali hal baru dan unik yang dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia. Satu hal yang paling menarik mengenai persoalan ini adalah pemberian nama "Citayam" untuk sebuah acara yang diadakan di daerah Sudirman.