Saat ini, harga termurah yang Anda bisa dapatkan untuk sepasang Nike Air Jordan 4 Retro Travis Scott Purple Friends and Family menurut StockX (pasar saham untuk sepatu) adalah Rp 353.612.500,00. Meskipun angka Rp 353.612.500,00 tersebut terdengar sangat besar, tetap ada saja orang yang membelinya. Bahkan, dapat dilihat di StockX bahwa sepatu ini terakhir terjual di angka Rp 366.908.330,00.
Orang-orang yang membeli barang-barang streetwear ini seringkali disebut hypebeasts. Menurut kamus merriam-webster, hypebeast adalah seseorang yang berbakti untuk mendapatkan barang-barang modis seperti streetwear, terutama baju dan sepatu.
Sedangkan, streetwear sendiri berasal dari kata street yaitu jalanan dan wear yang berarti pakaian. Atau bisa dibilang streetwear adalah pakaian yang biasa kita pakai sehari-hari untuk jalan-jalan, hangout, atau santai (Rani Hatta, 2019).
Komponen paling penting dari streetwear adalah baju polos dan hoodie. Namun, definisi tersebut sudah tidak lagi relevan. Pada saat ini, streetwear dapat dikatakan juga sebagai produksi, promosi, penjualan, dan penjualan ulang fesyen kasual, terutama sepatu, baju, dan barang-barang modis lainnya dengan cara melampaui cara kerja penjualan tradisional. Lebih lanjut, streetwear telah berkembang menjadi industri multi-miliar dolar.
Evolusi Streetwear dan Asal Usul Hypebeast
Fenomena hypebeast bermula pada era 90-an ketika budaya skate sedang ramai di California, Amerika Serikat. Hal itu memunculkan toko pakaian di level jalanan seperti Stussy, Diamond Supply Co., Undefeated, dll.
Seluruh brand tersebut berbeda dan memiliki ciri khasnya masing-masing. Stussy kemudian memperhatikan bahwa orang-orang yang mengidolakan brand-brand tersebut tidak hanya skater saja. Akhirnya, Stussy membuat sebuah baju dengan kutipan kata dari tokoh-tokoh berpengaruh sehingga orang-orang yang tidak memiliki hobi skate dapat memakai baju itu di jalan. Dari sinilah muncul budaya streetwear.
Komunitas streetwear yang awalnya didominasi kaum adam menuntun arah perkembangan gaya berbusana ke arah laki-laki. Streetwear muncul sebagai gaya berbusana yang simpel dan streetwear hanya berarti orang-orang yang menggunakan baju dan sweater yang nyaman dan mereka sukai.
Namun, seiring berjalannya waktu, kultur yang berasal dari jalanan California ini dipengaruhi oleh DJ dan designer terkenal seperti Hiroshi Fujiwara dan Nigo yang membawa kultur street style ke Jepang.
Akhirnya, sama seperti gerakan kultural besar lainnya, streetwear dengan cepat menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia, yang memiliki gaya jalanannya masing-masing. Lebih lagi, konsep kultur ini sangatlah dipengaruhi oleh musik rap dan hip-hop, dimana keduanya tidak konvensional. Sehingga, ada banyak rapper yang menggunakan streetwear (Strategyandhypebeast, 2020).
Budaya streetwear ini akhirnya memunculkan istilah hypebeast. Hypebeast sendiri berasal dari kata hype (kekinian) dan beast (terobsesi). Sesuai dengan definisinya, seorang hypebeast hidup untuk mencari dan mengenakan barang-barang kekinian berupa streetwear, terutama yang langka. Ciri-ciri dari para hypebeast adalah outfit streetwear branded dari kepala hingga ujung kaki.
Saat ini, keberadaan hypebeast telah berevolusi dari sekadar fenomena belaka menjadi ladang uang yang subur, sebab menjadi hypebeast bukanlah hal yang murah. Lantas, mengapa orang-orang tetap mau mengantre dan membeli barang-barang hypebeast ini?
Menjual Kelangkaan
Salah satu ilustrasi yang tepat untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah Supreme, salah satu perusahaan streetwear terbesar yang menjadi salah satu pionir budaya hypebeast.