Lihat ke Halaman Asli

Taman Margasatwa Ragunan, Oase di Tengah Padatnya Jakarta

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Liburan bagi mahasiswa,merupakan suatu masa yang menurut saya sangat membosankan.Bagi seorang mahasiswa seperti saya,kata kata yang sering muncul pada masa liburan  dari dalam hati adalah "mau ngapain ya,mau kemana ya?".Lalu sebagai warga jakarta,saya memutuskan untuk berkeliling kota,untuk mengunjungi obyek obyek wisata yang ada di kota saya,selain untuk menyelesaikan tugas skripsi.

Obyek yang ingin saya kunjungi yaitu Taman Margasatwa Ragunan(TMR).Jujur dari kecil sampai sekarang,saya belum pernah sama sekali berkunjung kesana.Yasudah,untuk menghilangkan rasa penasaran itu,saya memutuskan untuk mengunjunginya sendirian,dengan menggunakan angkutan kota.Untuk mengunjunginya,sangatlah mudah.Aksesnya tidak jauh dari pusat kota,dan dapat dijangkau oleh semua jenis angkutan umum,seperti Transjakarta,Bus umum,dan kereta api.

Tiket masuknya cukup murah,yaitu Rp 4.000,- sekali masuk.Tentu saja tiket itu termasuk murah dibandingkan dengan kebun binatang lain nya.Sebagai perbandingan Kebun Binatang Surabaya Rp 20.000,- dan Kebun Binatang Bandung Rp 15.000,- untuk sekali masuk.Saya tidak mengira ngira,saya pikir hari biasa seperti hari jumat ini sepi,tetapi pengunjungi yang datang ternyata cukup ramai.Sebagaian besar dipenuhi oleh anak anak sekolah yang melakukan kegiatan karyawisata.Sesuai data dari pengelola KBR,pengunjung rata ratanya yatu sekitar 2000 orang pada hari biasa,dan pada akhir minggu bisa mencapai 10.000 orang.Tentu hal tersebut menunjukan bahwa,obyek wisata kebun binatang masih sangat dinikmati oleh masyarakat kota jakarta dan sekitarnya.

Saat sedang berkeliling di TMR kata hati saya berbicara "kok kayak ga lagi di Jakarta ya".Tentu hal itu bukan mengada ada.Pepohonan yang rindang,lingkungan yang relatif sejuk dan bersih,angin semilir,tentu lebih mirip seperti suasana di daerah dekat pegunungan.

Kebun Binatang ini merupakan kebun binatang pertama di Indonesia.Didirakan pada tahun 1846 dengan nama Planten En Dierentuin yang artinya Tanaman dan Kebun Binatang.Awalnya kebun binatang ini terletak di Cikini,Jakarta Pusat (sekarang menjadi Taman Ismail Marzuki),yang merupakan tanah pemberian dari pelukis terkenal yaitu Raden Saleh.Pada tahun 1946,nama Planten en Dieruntuin diubah menjadi Kebun Binatang Cikini,dan pada tahun 1946 dipindahkan ke Ragunan,Jakarta Selatan.Lalu pada 22 Juni 1966 diresmikan oleh Gubernu DKI Jakarta,Ali Sadikin.

Taman Margasatwa yang memiliki keloeksi satwa 2101 ekor,dari 221 spesies dan mempunyai 30.000 tanaman dari 250 variates berbeda ini mempunya luas 147 hektar.Saat saya berjalan jalan berkeliling,saya melihat satwa satwa dalam keadaan sehat,dan terawat.Para pemelihara hewan,tampak rutin memberikan makanan kepada para satwa.Makanan yang ada pun juga kualitasnya sangat baik.Seperti jam makan komodo adalah setiap pukul 11.00 pagi,buaya setiap hari rabu dan sabtu,lalu kuda nil diberikan makan setiap pagi hari.Semua kegiatan tersebut dapat disaksikan oleh para pengunjung,sehingga menambah keasyikan tersendiri.

Di kebun binatang ini juga tersedia restoran/kantin,dan wahana bermain anak anak di setiap sudut,seperti kereta mini untuk berkeliling,perahu angsa,bombom car,kuda kudaan dan lainnya,dengan tiket yang relatif murah antara Rp 3.000,- sampai Rp 6.000,-.

Lalu obyek menarik yang wajib dikunjungi di sini yaitu Pusat Primata Schmutzer,yaitu sebuah wahana konservasi khusus bagi primata langka dari dalam dan luar negeri.Untuk memasukinya dikenai biaya tambahan yaitu Rp 6.000,- pada hari biasa dan pada hari libur dikenai biaya Rp 7.500,-.Kompleks ini mempunyai luas 13 hektar,dengan konsep open zoo,dimana primata-primata ini serasa berada dalam habitat aslinya.Saat saya memasuki nya,saya melihat sebuah gorilla raksasa,yang badannya kira kira 2 kali ukuran manusia dengan berat 150 kg.Nah pada jam 12 siang,pengunjung dapa melihat atraksi petugas memberikan makan makan (feeding time) gorilla.Tentu saja atraksi ini sangat menarik bagi pengunjung,bagaimana gorilla itu dengan sangat lahap dan tanpa malu malu menghabiskan seluruh makanannya.Fasilitas yang ada di pusat primata ini selain koleksi para satwa,juga ada dapur makanan satwa,fasilitas pendidikan dengan adanya diorama pemutaran film,dan perpustakaan.

Setelah puas seharian berkeleiling,saya dapat mengambil kesimpulan bahwa kondisi kebun binatang ini lebih baik dibandingkan kebun binatang lain nya yang ada di Indonesia,setidaknya dari kebersihan dan kualitas kesehatan para satwa yang dilindungi itu.Tapi sayangnya,saya masih melihat banyaknya sampah berserakan,padahal pengelola sudah menyediakan tong sampah,tapi tetap saja masih ada pengunjung yang membuang sampah sembarangan.Memang para pengelola ini sudah berbenah dengan mereformasi setiap sistem manajemen yang ada,tapi tidak bisa langsung menjadi sempurna.Saya berharap supaya suatu saat nanti,Taman Margasatwa Ragunan dapat menjadi kebun binatang kelas dunia,atau dapat setara dengan Singapore Zoo,yang saat ini masih menjadi salah satu kebun binatang terbaik di Asia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline