Saat ini, keberadaan konselor laktasi sudah semakin banyak dibandingkan dahulu. Salah satunya adalah dr. Ayudya Soemawinata atau yang biasa disapa Yudy. Keberadaan konselor laktasi sangat membantu para ibu muda, khususnya yang baru memiliki anak, dalam 'meng-asi-hi' anak. Pada kesempatan ini, Shelvi, founder Jaime & Jaimie (JJ) berbincang dengan Yudy terkait bagaimana ibu yang bekerja tetap dapat memenuhi kebutuhan asi anaknya secara maksimal. Perbincangan tersebut dilakukan melalui siaran langsung (Instagram Live) di akun Instagram Jaime & Jaimie (@jaimeandjaimie) pada Senin (7/8).
Pada awal pembicaraan, Yudy mengatakan bahwa setiap ibu harus meningkatkan kemampuan breastfeeding sekalipun telah memiliki anak sebelumnya. Breastfeeding merupakan metode menyusui secara langsung dari ibu ke anak. Akan tetapi, jika terdapat beberapa hal yang membuat seorang ibu tidak mampu melakukan breastfeeding, maka dapat melakukan alternatif, misalnya dengan cara pumping. Yudy menjelaskan bahwa awareness para working mom terkait media dalam melakukan pumping perlu ditingkatkan, khususnya yang melakukan breastfeeding dan pumping secara bersamaan. Dalam kasus ini, Yudy menyarankan agar anak tidak diperkenalkan dengan dot terlebih dahulu.
Untuk para working mom yang tetap ingin melakukan breastfeeding secara langsung, Yudy menyarankan agar menentukan strategi menyusui yang ingin diterapkan pada anak sejak awal. Apabila para working mom tetap ingin menyusui secara langsung di waktu tertentu, maka dapat menggunakan media seperti spoon feeder, cup feeder, pipet, sendok, maupun gelas. Menanggapi hal itu, Shelvi bertanya tentang bagaimana menyampaikan dan mempraktikkannya di kehidupan sehari-hari, dimana beberapa orang masih belum memahami metode tersebut. "Pengenalan perlu dilakukan sekitar 1-1,5 bulan sebelum ibu kembali bekerja. Sebaiknya ibu sudah melakukan konseling dengan konselor laktasi pada beberapa waktu, seperti ketika berada pada trimester kedua dan ketiga kehamilan serta pasca melahirkan (IMD). Hal ini menjadi salah satu strategi yang dapat dilakukan dalam menyusun program menyusui, seperti memilih rumah sakit yang breastfeeding friendly atau pro ASI.
Yudy juga menjelaskan bahwa setelah melahirkan, ibu akan didatangi konselor pada beberapa waktu yang telah ditentukan. Ibu juga harus sudah menentukan kapan akan kembali bekerja dan perlu meluangkan waktu sebelum bekerja untuk belajar media breastfeeding dengan membawa semua orang yang terlibat dalam pengasuhan anak, seperti ayah, kakek, nenek, dan pengasuh. Yudy menambahkan bahwa orang tua tidak perlu khawatir kesulitan dalam mencari media yang diperlukan karena sudah banyak dijual di pasaran. "Penggunaan media untuk breastfeeding sendiri hanya sampai anak berusia 6 bulan. Hal ini karena setelah itu, anak akan dikenalkan pada MPASI," jelas Yudy.
Dalam sesi sharing ini, Yudy juga memberikan contoh bahwa pemberian ASI dengan sendok tidak langsung dimasukkan ke mulut bayi karena akan ada risiko tersedak. Cara yang benar ialah dengan menempelkan sendok di sisi mulut anak dan nantinya ia akan mengecap. Shelvi juga menanyakan apakah anak yang sudah dikenalkan dengan dot dan mengalami bingung puting dapat disembuhkan. "Bisa dilakukan proses relaktasi. Proses relaktasi adalah proses mengenalkan kembali IMD dari awal dan berhenti dari penggunaan dot," jawab Yudy.
Kesimpulannya, mengingat betapa pentingnya pemberian ASI bagi anak, maka para working mom disarankan untuk tetap dapat melakukan breastfeeding sekalipun tidak sepenuhnya atau menggunakan media tertentu dalam memberikan Hal ini tentunya telah disepakati terlebih dahulu dengan ayah Si Kecil sebagai pasangan sekaligus orang yang terlibat dalam pengasuhan anak sehingga meminimalisir terjadinya kesalahpahaman di antara mereka yang terlibat. Selain itu, dengan keberadaan konselor maupun konsultan laktasi yang semakin mudah ditemui, hal ini tentunya akan memudahkan para orang tua, khususnya ibu, dalam memperoleh bimbingan dan pengetahuan mengenai cara 'meng-asi-hi' yang baik dan benar. (kan/sha)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H