Lihat ke Halaman Asli

Rindu itu Kamu

Diperbarui: 7 Agustus 2015   14:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 

Terbuai diri dalam angan masa silam menghela nafas saat ku teringat semua tentang indahnya mencinta membawa diri melepas mengepakkan sayap terindah dan itu semua tentangmu.. tentang satu nama terindah dalam sanubari.

Rindu……

Begitu ingin ku teriakan maksud hati melegakan kerongkongan yang terpasung dalam kerinduan.

Rindu..

Begitu pula ingin ku hentakkan langkah diri agar terlepas semua beban karena merananya merindu.

“Bagaimana denganku? Definisikan aku dalam aksaramu.” Pintamu. Dan aku masih ingat itu.

“Aku akan menunggu hingga kau setuju.” Setuju untuk apa? Kau kerap membuatku tak mengerti.

“Untuk membiarkan diriku menari-nari dalam ruang imajimu. Dan kemudian merelakan hatimu untuk merinduku. Agar kelak kita berjumpa dalam mimpi untuk MERINDU.”

************

Tak ada seorangpun yang tahu kapan kita kan bertemu. Jangankan untuk melihat senyummu pun kutak mampu. Ada apa dengan waktu? Sengajakah waktu membuatku menunggu? Jika memang sang waktu sanggup hadirkan dirimu dalam mimpiku, jangan bangunkanku. Sampai kapan pun itu, jangan pernah bangunkanku!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline