Lihat ke Halaman Asli

Jelang Kedatangan Delegasi MSG, TNI Dipancing Langgar HAM

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1372223615957819192

[caption id="attachment_251370" align="aligncenter" width="578" caption="karikatur tentang isu-isu kampanye hitam aktivis papua merdeka dan aktor-aktornya. (sumber:http://www.flickr.com/photos/73051170@N08/7592079514/in/photostream/) "][/caption]

Belum genap sepekan para pimpinan forum ekonomi Melanesian Spearhead Group (MSG) memutuskan untuk mempertimbangkan keanggotaan Papua dalam MSG sampai mereka mengirimkan delegasi ke Jakarta dan Papua. Dan seperti tulisan saya pekan lalu di Kompasiana bahwa untuk menyambut kedatangan delegasi MSG itu, para aktivis Papua merdeka sudah punya strategi khusus. http://politik.kompasiana.com/2013/06/21/strategi-aktivis-papua-merdeka-menyambut-kedatangan-delegasi-msg-570821.html

Kini strategi itu sudah mulai mereka mainkan, yakni menciptakan situasi tidak stabil di Papua supaya terkesan di mata delegasi MSG bahwa Papua memang rawan.

Selasa (25/6/2013) kelompok sipil bersenjata di wilayah Puncak Jaya, Papua,menembak seorang anggota TNI dan seorang warga sipil hingga tewas. Korban dari TNI bernamaLetda Inf I Wayan Sukarta, sedangkan korban warga sipil adalahTono, seorang supir mobil jenis Ford dengan nomor polisi DS 8832.http://www.antaranews.com/berita/381960/anggota-tni-supir-tewas-ditembak-di-puncak-jaya

Tempat kejadian di Distrik Jigonekme, Kabupaten Puncak Jaya, pedalaman Papua. Kedua korban berada dalam satu rombongan patroli menggunakan mobil jenis Ford tersebut korban bersama dua anggota TNI lainnya yakni Prada Andi dan Praka Supiyoko. Sekitar pukul 14.00 WIT mereka dihadang kelompok sipil bersenjata. Insiden penghadangan terjadi sekitar pukul 14.00 WIT saat korban bersama dua anggota TNI lainnya yakni Prada Andi dan Praka Supiyoko, beserta supir dan kernet hendak kembali ke Ilu setelah melakukan patroli di kebun anggur Distrik Jigonekme. Mobil mereka dihujani tembakan kelompok sipil bersenjata, menewaskan Letda Inf I Wayan Sukarta dan Tono.Dua anggota TNI lainnya berhasil selamat dan melaporkan insiden tersebut ke pos TNI di Ilu.

Pancing TNI Langgar HAM

Kendati aksi kelompok sipil bersenjata di wilayah Puncak Jaya sudah sering terjadi, namun aksi kali ini memiliki nilai politis yang berbeda, yakni terkait rencana kunjungan delegasi MSG dimaksud.

Para pelaku dan otaknya tentu sudah sangat faham bahwa dengan menembak anggota TNI maka mereka berharap akan ada aksi pembalasan dari pasukan TNI atas nama jiwa korsa. Kemungkinan lain, TNI tidak akan membalas, tetapi aparat kepolisian dari Polda Papua atas nama penegakan hukum (biasanya dibantu TNI) akan memburu dan menangkap para pelaku penembakan itu.

Proses memburu dan menangkap pelaku tentu harus melalui aksi penyisiran guna mengetahui tempat persembunyian para pelaku. Sudah bukan rahasia lagi, kelompok sipil bersenjata di pedalaman Papua sering berbaur dan menyamar sebagai penduduk biasa di kampung-kampung. Bisa saja ada penduduk yang dimintai keterangan, atau ada rumah yang dicurigai sebagai tetmpat persembunyian digerebek aparat keamanan. Lalu warga yang memberi info diculik kelompok pelaku tadi, dianiaya atau bahkan dihabisi. Kemudian menuduh TNI atau polisi yang melakukannya.

Disinilah momentum emas yang ditunggu para aktivis Papua merdeka. Proses penangkapan itu didokumentasikan dan diberi tema baru : “Pelanggaran HAM oleh aparat keamanan Indonesia di Papua”, lalu diwartakan ke seantero jagat melalui jejaring sosial atau dikirimkan ke network mereka di luar negeri, agar dunia bisa serentak mengutuk Indonesia.

Nah, kaitannya dengan rencana kunjungan delegasi MSG ke Papua, dokumentasi hasil penegakan hukum tadi yang telah diberi tema baru akan diserahkan kepada delegasi MSG oleh para aktivis Papua medeka. Para pelaku penembakan jika ada yang berhasil ditangkap, akan diberi status baru oleh para aktivis itu, sebagai Tapol atau napol. Padahal jelas-jelas mereka adalah pelaku tindakan kriminal yang harus mempertanggung jawabkan perbuatannya di depan hukum. http://zonadamai.wordpress.com/2013/06/25/aktivis-ham-papua-desak-presiden-gelar-dialog-ham/

Kita tidak tahu, akan ada aksi apalagi setelah aksi penembakan oleh kelompok sipil bersenjata ini. Yang pasti, sepekan lagi ada momentum 1 Juli yang oleh kelompok-kelompok OPM selalu dirayakan sebagai HUT TPN-OPM. Bisa saja akan ada aksi pengibaran bendera Bintang Kejora kendati sudah banyak tokoh yang menghimbau untuk tidak melakukannya.Atau bisa juga akan ada aksi demonstrasi anarkis bahkan aksi penembakan. Kita hanya bisa berharap, para penegak hukum di Papua dan aparat keamanan bisa bekerja profesional, tidak terpancing pada jebakan-jebakan yang telah dipasang oleh para aktivis Papua merdeka. Semoga***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline