[caption id="attachment_181104" align="aligncenter" width="560" caption="Kota Jayapura. Foto : http://www.shnews.co"][/caption]
Dalam sepekan terakhir ini, situasi keamanan di ibukota Provinsi Papua, Jayapura diwarnai aksi penembakan. Uniknya, dalam semua aksi penembakan itu, pelakunya masih berstatus OTK, alias orang tak dikenal.
Sebagaimana ramai diberitakan, seorang warga negara Jerman bernama Dietmar Piepetewas tertembak di Pantai Base-G Jayapura 29 Mei 2012. Hari yang sama di Puncak Jaya seorang guru SD di Puncak Jaya asal Tana Toraja tewas tertembak.
Belum tuntas pengusutan kedua insiden itu, aksi penembakan kembali merebak.Dua hari berturut-turut terjadi aksi penembakan di Kota Jayapura. Senin (4/6/2012) seorang pelajar kelas SMU Kalam Kudus Jayapura bernamaGilberth Febrian Ma’dika (16 tahun), juga menjadi korban penembakan di Jalan Raya Skyland - Kotaraja. Hari yang sama, Yesa Mirin (simpatisan KNPB) tewas saat aparat keamanan membubar paksa massa kelompok sayap politik gerakan Papua merdeka yang berunjuk rasa secara anarkis di Kampung Harapan, Jayapura.
Selasa (5/6/2012) serangkaian aksi penembakan kembali terjadi di dua tempat. Tiga warga menjadi korban aksi penembakan itu.Yakni, Iqbal Rivai, 22 tahun ditembak saat sedang melintas dengan sepeda motor dii Jl. Sam Ratulangi depan Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Papua. Di tempat yang sama juga terjadi aksi penembakan dengan korban bernama Hardi Jayanto, 22 tahun.Dan aksi penembakan ketiga di Jl. Abepura-Entrop dengan korban Pratu Frengky Kune (25 tahun) anggota TNI AD. http://www.bintangpapua.com/headline/23492-lagi-3-warga-kota-ditembak-
Motif
Tidak ada yang bisa memastikan kapan aksi-aksi seperti ini akan berhenti. Dampaknya jelas, masyarakat Papua khususnya Warga Kota Jayapura menjadi tidak aman. Masyarakat akan was was ketika harus bepergian.
Yang sangat saya khawatirkan adalah munculnya ketidak-percayaan warga kota terhadap kinerja pemerintahdan alat-alatnya bagi kehidupan masyarakat . Tentu sudah muncul pertanyaan di benak warga Jayapura, apakah mereka harus menjaga dirinya masing-masingkarena alat negara sudah tak mampu lagi memberi rasa aman kepada warganya?
Atau pertanyaan lainnya, apakah ketidak-nyamanan ini memang sengaja diciptakan oleh kelompok kepentingan tertentu agar hilanglah kepercayaan masyarakat Papua kepada Pemerintah RI ?
Bangun Komunikasi dan Penegakan Hukum
Untuk keluar dari situasi ini, barangkali benar kata Fadel Al HamidSekretaris Dewan Adat Papua bahwatokoh-tokohagama, tokoh adat, dan tokoh-tokoh masyarakatdi Jayapura segera menyikapi situasi ini dengan terus membangun komunikasi. Dengan komunikasi yang intens, kemungkinan mulai saling menuduh, saling curiga, dan saling berprasangka buruk di antara kelompok masyarakat yang ada di Kota Jayapura bisa dihindari.
Selain itu, tentu saja perlu penegakan hukum secara sungguh-sungguh. Ini menjadi pe-er aparat penegak hukum untuk mengusut semua aksi penembakan yang terjadi, baik yang dilakukan oleh aparat keamanan maupun oleh kelompok sipil bersenjata. Berikan sanksi yang tegas dan setimpal kepada para pelakunya, demi pulihnya keamanan di Jayapura dan Papua pada umumnya. Semoga ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H