[caption id="attachment_178777" align="aligncenter" width="449" caption="ilustrasi : mavishome.com"][/caption]
Hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan jumlah penduduk di Provinsi Papua 2,83 juta jiwa.Dari jumlah tersebut, jumlah orang asli Papua di Prov. Papua sebanyak 2.159.318. Sementara non Papua hanya berjumlah 674.063jiwa.http://www.meraukepos.com/2011/03/distribusi-penduduk-papua-belum-merata.html
Sedangkan di Prov. Papua Barat hasil sensus penduduk 2010 berjumlah 570 ribu jiwa. Dari 570 ribu jiwa itu, penduduk asli Papua berjumlah 51,67%.Angka itu diperoleh karena selama pelaksanaan Sensus Penduduk 2010 para petugas sensus mendapatkan tambahan tugas, yaitu menanyakan seputar asal suku kepada warga yang didata.(Kompas.com, selasa 11 Januari 2011).
Jika dibandingkan dengan dengan hasil penelitian seorang seorang Akademisi asal Australia, Jim Elmslie tahun 2010, data-data di atas tampak ada selisih walupun tidak signifikan. Dalam laporan berjudul “West Papuan Demographic Transition and the 2010 Indonesian Census: “Slow Motion Genocide” or not?” yang diterbitkan oleh University of Sydney, Centre for Peace and Conflict Studies, Jim menyebutkan bahwa jumlah Orang Asli Papua di Propinsi Papua dan Papua Barat hingga tahun 2010 mencapai 3,612,85641. (padahal data hasil Sensus Penduduk BPS tahun yang sama, penduduk asli Papua bahkan tidak sampai 3 juta). http://stt-walterpost.org/2012/01/20/papua-30-persen-pendatang-70-persen-mari-berefleksi/
Dalam buku itu dilaporkan bahwa jumlah Orang Asli Papua pada tahun 1971 sebanyak 887,000 dan tahun 2000 meningkat menjadi 1.505.405. Sementaradata BPS Papua tahun 2000 menunjukkan jumlah penduduk asli Papua sebanyak 1.460.846 jiwa (Kompas, 15/06/2002).
Genosida
Para aktivis Papua sering menjadikan hasil penelitian Jim Elmslieitu sebagai rujukan untuk memojokan Pemerintah Indonesia. Mereka sering membandingkannya dengan jumlah penduduk Papua Niugini (PNG) yang saat ini berjumlah 7,7 juta jiwa. Menurut mereka, tahun 1969 penduduk Papua New Guinea berjumlah 2.5 juta jiwa, dan tahun 2000 meningkat menjadi5.299.000 jiwa.Pertambahan penduduk asli Papua di Indonesia tidak sampai 50 persen, sedangkan di PNG bertambah lebih dari 100 peresen (Jubi, 3 April 2008).
Tanpa mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, seperti tingkat kematian bayi, sulitnya akses terhadap fasilitas kesehatan, perang antar-suku dll, para aktivis Papua ini langsung menuding bahwa Pemerintah Indonesia telah melakukan genosida di Papua.
Forkorus Yaboisembut (terpidana kasus Makar) misalnya, berdalih jika proses pemusnaan etinis Melanesia di Papua tidak terjadi, maka populasi OAP mestinya bertumbuh berkisar pada 6 juta jiwa. Pengurangan jumlah pendududk pribumi Papua menurut Forkorus, juga karena program pemerintah, seperti Program Keluarga Berencana dan program transmigrasi.Diperparah lagi dengan penyakit HIV/AIDS yang menggerogoti penduduk pribumi akan semakin kecil jumlah penduduk asli. http://tabloidjubi.com/jayapura/11213-dap-bangsa-papua-diambang-genosida
(Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H