Lihat ke Halaman Asli

Satu Warga Tewas, 2 Anggota TNI Dianiaya, Warga Papua Resah

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13360799771903928067

[caption id="attachment_175251" align="aligncenter" width="447" caption="Foto : keadilandanperdamaianditanahpapua.blogspot.com"][/caption]

Aksi massa yang tergabung dalam salah satu faksi pendukung Papua merdeka KNPB (Komite Nasional Papua Barat) belakangan ini memang membuat keresahan dalam masyarakat. Dua hari lalu (Rabu, 2/5/2012) malam hari, aksi massa KNPB sempat membuat masyarakat Abepura panik.

Dalam aksi Rabu malam lalu, mereka menganiaya dua anggota TNI, yaitu Kopda Suradin dari Kodam XVII Cenderawasih, dan anggota Denzipur 10, Sertu Arif, serta seorang mahasiswa USTJ, Andi Matasi. Bahkan aksi itu telah menewaskan seorang warga Sentani, Kabupaten Jayapura, bernama Dedy Kurniawan.Korban Korban Dedy yang kebetulan melintas dengan sepeda motornya di lokasi kejadian dihadang, laludianiaya serta ditikam. Meski sempat dilarikan ke RS Dian Harapan Waena untuk mendapatkan pertolongan medis, namun nyawa Dedy tak tertolong. Dedy tewas sekitar pukul 22.45 Wit.

Kakak korban, Erwin kepada wartawan di rumah duka di Pasar Baru Sentani, kabupaten Jayapuramengatakan adiknya baru pulang dari tempat kerja saat dianiaya dan ditikam. Sementara itu, Kapendam XVII Cenderawasih Kolonel Inf Ali Bogramendesak aparat kepolisian segera mengusut tuntas aksi penganiayaan yang menimpa anggotanya.

http://www.mediaindonesia.com/read/2012/05/03/317234/290/101/Massa-KNPB-Tewaskan-Seorang-Warga-Sentani

Kasus penganiayaan itu dilakukan usai massa KNPB memakamkan korban penembakan Tereli Karoba, (mahasiswa, anggota KNPB) yang tewas hari Senin lasa (1/5/2012) usai mengikuti aksi demontrasi di Jayapura menolak integrasi Papua dalam NKRI. http://hukum.kompasiana.com/2012/05/02/demo-1-mei-di-papua-ada-‘martir’/

Usai pemakaman yang dipimpin Ketua KNPB, Buctar Tabunidi pemakaman Waena (2/5/2012), sekitar 300-an anggota KNPB langsung melakukan pemblokadean jalan dan perusakan sejumlah bangunan dan kendaraan yang melintas. Bahkan, dua unit sepeda motor milik warga yang diparkir di pinggir jalan ikut dibakar massa.

Inikah Janji KNPB ?

Dalam berbagai kesempatan, Ketua Umum KNPB selalu menyerukan bahwa organisasi yang dipimpinnya adalah organisasi persatuan perjuangan yang senantiasa mengedepankan cara-cara bermartabat. Tapi faktanya? Dengan aksi seperti ini, yang tidak saja anarkis tapi juga brutal dan tidak bermartabat itu, KNPB bisa saja menjadi organisasi pemecah belah persatuan perjuangan Papua merdeka.

“Kami tidak pernah lupa akan sejarah bangsa Papua Barat, sehingga KNPB dibentuk sebagai media untuk memediasi dan menyuarakan aspirasi rakyat Papua Barat, dan menghidupkan kembali sejarah yang dulu pernah ada,” ujar Mako Tabuni, Wakil Ketua I KNPB. http://radiosuaradogiyaifm.blogspot.com/2012/04/mako-tabuni-knpb-sudah-terbentuk-sejak.html

Inikah tekad para pemimpin KNPB yang katanya ingin menghidupkan kembali sejarah Papua yang dulu pernah ada? Sejarah apa? Sejarah kekerasan kah? Jika Buchtar dan Mako Tabuni ingin melanjutkan perjuangan Papua merdeka secara politis, maka pilihan aksi kekerasan bukanlah pilihan bijak. Ini perjuangan di kota, bukan di hutan. Jika pimpinan KNPB tetap mentolerir cara-cara kekerasan, itu sama saja tidak menghargai dan menghormati hasil perjuangan para pejuang bangsa Papua terdahulu. Cepat sadar sudah...!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline