Lihat ke Halaman Asli

kania ditarora

Tenaga Pengajar di madrasah swasta

Balada Penjual Es Teh

Diperbarui: 4 Desember 2024   11:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Fahri Skroepp Real.Facebook


Saat pagi buta, ia telah bersiap, menyala
menelusuri jalanan yang masih remang
tapaknya menjejak
kelak bersaksi bahwa ia adalah bapak
luar biasa, pahlawan bagi anak-anak
yang tak pernah berhenti berharap
mengukir dunia

Tulangnya kokoh menopang buah hati
Punggungnya lapang tempat sang istri
berumah dan beramah tamah

Seperti hari yang sudah
ia tak pernah resah pada butiran karunia-Nya
selalu tabah, yakin rezeki berkelindan pada
pucuk-pucuk keramaian ataupun hajatan

Kebetulan dapat kabar;majlis pengajian
diisi seorang dai yang gagal arif dan gagap bijaksana
hatta kakinya beranjangsana, berharap dapat doa dan laba
dan di sanalah tabir anugerah disingkap
dia mendapat cela setitik tapi mendapat mulia sebelenga

Setitik cela yang kadung memuncrat kesana kemari
konon mengenai sang dai, hingga harus minta maaf karena membuang sembarang tinta hitam tanpa timbang

Sedangkan Bapak penjual es yang terciprat
hanya senyum, polos, sembari cekatan menerabas jemaah
Perlahan ia menggumam;aku hanya penjual teh
yang memastikan asap dapur tetap mengepul

041224

#Literasi
#MyPoetry

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline