Lihat ke Halaman Asli

kania ditarora

Tenaga Pengajar di madrasah swasta

Eksistensi Dolanan Rakyat di Tengah Hegemoni Game Online

Diperbarui: 18 September 2023   12:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak-anak bermain gasing gapuk. (KOMPAS/JUMARTO YULIANUS)

Kemajuan teknologi informasi saat ini sudah tidak dapat terbendung. Berbagai peranti teknologi baru bermunculan hingga saat ini melahirkan sebuah revolusi yang dikenal dengan revolusi industri 4.0. Mengemukanya revolusi industri 4.0 berimplikasi pada gaya hidup.

Aktivitas kita menjadi lebih mudah dan lebih efektif. Efisiensi di dunia kerja dapat terpenuhi dengan teknologi AI ataupun robotik yang menjadi kekhasannya.

Namun dibalik segala kemudahan yang kita rasakan akibat dari kemajuan informasi teknologi, mau tidak mau akan berhadapan dengan agama dan budaya masyarakat. 

Benturan ini menjadi berbahaya bila tak diantisipasi sejak dini. Salah satu benturan yang terjadi yakni tergerusnya kearifan lokal/permainan tradisional (dolanan rakyat).

Mengerucutkan bahasan, khususnya di tempat kita masing-masing adakah orang yang masih peduli atau masih melestarikan permainan tradisional ini? 

Goresan singkat ini bisa dikatakan sebagai upaya menggugah kesadaran kita menjaga eksistensi (permainan tradisional) di tempat masing-masing.

Dolanan rakyat pada dasarnya memiliki ciri khas yang membedakan antara suatu tempat dengan tempat yang lain, meski adanya persamaan dalam hal penggunaan istilah dan aturan mainnya. 

Anak-anak bermain Gasing. Ilustrasi: Detik.com

Permainan rakyat yang dulu biasa dimainkan oleh anak-anak khususnya di Lombok Tengah antara lain selodor, gasing, kaleng/petak umpet , cungklik, lonjak, benteng, dan perang-perangan, serta dolanan lainnya.

Inilah beberapa permainan rakyat yang menurut hemat penulis merupakan mutiara yang hilang. Oleh sebab itu perlu keterlibatan semua pihak baik dari unsur pemuda, pendidik, dan tokoh masyarakat untuk mencari dan memfungsikan kembali mutiara yang hilang ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline