Lihat ke Halaman Asli

kania Cahya

Mahasiswa

Kebohongan demi Keuntungan

Diperbarui: 20 Desember 2023   16:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Pantaskah seorang laki-laki disebut matre ?apa bedanya pacar tukang morotin dengan parasit? -kania cahya malika

pernahkah kamu berpikir untuk menolak permintaan dari pasanganmu sendiri?pasanganmu selalu menghabiskan uangmu untuk kepentingan dirinya sendiri. Menuntut kamu untuk selalu memenuhi keinginannya. Kemudian kamu membuat satu pertanyaan yang selalu mengganggu fikiranmu "apakah diri ini hanya diperlakukan sebagai ATM berjalan saja ?" lantas kamu selalu merenungi sikapnya terhadapmu yang demikian sambil memikirkan bagaimana cara keluar dari hubungan yaang tidak sehat

Saat masa-masa SMA(sekolah menengah atas) awalnya saya menjalani hari-hari sekolah saya dengan baik, mempunyai banyak teman juga lingkungan yang positif terutama pada guru-guru. Mendapatkan nilai yang baik, menjadi siswi yang taat pada peraturan sekolah. Ketika saya menginjak kelas 3 SMA saya mengenal dengan seorang pria yang mengubah itu semua. Awalnya saya senang dengan kepribadiannya yang menyenangkan dan saya merasa nyambung pada saat mengobrol dengan dia.

Menurut studi atau para psikolog seseorang yang matrealistis lebih cenderung mengalami derprsi dan tidak puas dengan kehidupannya. Penelitian dalam jurnal perbedaan kepribadian dan individu menjelaskan orang matrealistis merasa lebih sulit untuk bersyukur dengan apa yang ia miliki, yang menyebabkan mereka menjadi gelisah. Orang yang matrealistis cenderung egois atau hanya berpusat pada dirinya sendiri mereka lebih berfokus pada apa yang tidak mereka miliki dan bergantung pada kepemilikan atau kepunyaan orang lain yang mereka anggap suatu hal yang lebih dari yang mereka miliki.

Lantas mengapa jarang sekali laki-laki yang memiliki sifat matrealistis? Mengapa perempuan yang matrealistis dianggap hal yang wajar sedangkan laki-laki tidak? Menurut Kompasiana.com istilah cewe matre lebih umum dikenal oleh kalangan masyarakat dibandingkan dengan istilah cowo matre, kemampuan pria dalam keunggulannya memenuhi kebutuhan hidup ini menjadi daya tarik yang tidak dapat disangkal oleh wanita. Karena pada dasarnya laki-laki punya tanggung jawab mencari nafkah untuk keluarga atau pun orang terdekat, laki-laki yang meminta sejumlah uang atau barang yang berharga dari perempuan terutama pada pacar dianggap sangat menurunkan harga dirinya sebagai laki-laki.

Dia adalah seorang siswa yang cukup terkenal oleh warga sekolah karena kepribadiannya yang mudah bergaul dengan siapapun,dan juga perilakunya yang nakal membuatnya dapat dikenal oleh banyak orang Ada banyak bakat yang ia miliki seperti pintar menyanyi,bermain alat musik maupun hal lainnya. Namun pada saat itu untuk yang pertama kali nya kita bertemu dan hanya saling menatap satu sama lain tanpa berbincang sepatah kata pun dan mata yang berbicara. Beberapa waktu berlalu dia mulai memberanikan dirinya untuk mencari informasi tentang saya, kita memulai itu semua dari sosial media atau pun lewat telephone, yang terbesit didalam fikiran saya "apakah dia hanya sekedar penasaran?' karena laki-laki pada umum nya mendekati wanita yang dia sukai mereka belum tentu benar-benar mencintai wanita tersebut. Namun sikapnya membuat saya percaya itu hanya sekedar ilusi semata, sejak saat itu saya dan dia mulai nyaman untuk mengobrol satu sama lain, lebih sering bercanda melaui sosial media atau secara langsung disekolah.

Semula semua berjalan baik-baik saja dan tidak ada kejanggalan atau kecurigaan apapun, saya dan dia sering menghabiskan waktu berdua disekolah ketika istirahat maupun pada jam kosong pelajaran, ketika sudah waktunya jam pulang sekolah kita pergi untuk ke basecamp dia dengan teman-temannya juga teman-teman saya. Namun saat ia mulai meminta uang kepada saya untuk membeli suatu minuman, saya tidak menaruh kecurigaan apapun karena saya fikir "mungkin uang ongkos dia habis untuk membeli rokok". Dan hal ini berjalan dalam beberapa waktu hingga pada akhirnya saya mulai bertanya-bertanya "sebenarnya uang ongkos dia dipakai untuk apa, sampai beli makan dan minum harus saya mengeluarkan?' saya juga sempat menanyakan hal itu karena selain sekolah dia juga berkerja freeland maupun menyanyi di cafe-cafe yang sudah pasti menghasilkan uang, namun dia meberikan 1000 alasan atas hal itu, dan saya tidak percaya begitu saja, otak saya selalu dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan tentang dia dan uangnya "lantas apakah dia tidak pernah menyisihkan uang jajannya untuk hari-hari berikutnya?"

Tidak cukup disitu saja dia juga mulai berani meminta untuk dibelikan barang-barang branded seperti iPhone dan sepatu bermerek lainnya,kemudian meminjam uang entah untuk apa uang itu digunakan. Sering sekali dia mebahas perihal perekonomian dan membangga-banggakan hal tersebut, saya hanya bergumam dalam hati "kalau dia kaya kenapa selalu minjam apalagi minta uang saya?", "kemanakah uang itu pergi nya?' ya, saya selalu menanyakan hal tersebut dari pikiran saya maupun menanyakan kepada dia langsung. Mungkin bisa saja uang nya habis karena mengikuti gaya hidup mewah seperti teman-temannya dan menghabiskan uang nya tanpa arah yang jelas. Dan hubungan saya dengan dia juga membawa hal negatif yang dimana teman-teman saya berangsur-angsur menjauhi saya karena mereka tidak menyukai dia.

Namun saya tidak menurutinya ketika meminta dibelikan barang-barang branded karena itu terlalu berlebihan, bukan saya tidak mampu melainkan "hal tersebut lebih baik saya beli untuk saya sendiri daripada untuk orang seperti itu"

LEPASKAN JIKA MEMANG SUDAH TIDAK COCOK! COME ON #LOVEYOURSELF

Satu-satunya jalan keluar yang saya ambil adalah memutuskan hubungan itu dan keluar dari Toxic Realitionship. Mengambil keputusan yang baik untuk saya kedepannya, dan melindungi diri dari hal yang sekiranya cukup mengancam. Tidak lupa juga syaa memberikan alasan yang jelas untuk mengakhiri hubungan tersebut karena kita beda agama dan sudah tidak satu pemikiran seperti dulu. Ia pun dapat memahami keputusan saya karena menyadari memang kami beda agama dan tidak akan bisa bersatu "TEMBOK NYA TERLALU TINGGI".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline