Lihat ke Halaman Asli

Pesan untuk Sang Penguasa

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Duduk bersingkar tegak berpaling.

- wahai para penguasa jangan selalu ingkar terhadap janjinya.

Mulut terlanjur, emas tantangannya.

- janji yang sudah diucapkan harus ditepati.

Kata dahulu ditepati, kata kemudian bercarian.

- segala yang pernah dijanjikan hendaknya ditepati.

Gedang (besar) suap tak mengenyangkan, gedang bungkus tak berisi.

- penguasa yang banyak omong hasilnya tak ada.

Besar hendak melanda, panjang hendak menggilas.

- janganlah mempergunkan kebesaran dan kekuasaanmu dalam menindas rakyat kecil.

Dari bahu hendak ke kepala.

- janganlah setelah diberi kekuasaan sedikit, lalu hendak menguasainya dan bertindak semena-mena.

Baiklah menjadi ayam betina supaya selamat.

- baik jika merendahkan diri supaya jangan mendatangkan malapetaka.

Baik padi segenggam dengan senang hati, daripada padi selumbung dengan susah hati.

- lebih baik hidup sederhana dengan hati yang senang daripada kaya tetapi hasil korupsi.

Ikut hati mati, ikut rasa binasa, ikut mata leta.

- barang siapa hidupnya selalu menurutkan hawa nafsunya saja, awal akhir pasti binasa karenanya.

Gajah berjuang sama gajah, pelanduk mati di tengah-tengah.

- wahai para penguasa janganlah kalian saling bermusuhan, nanti rakyat kecil jadi menderita.

Kalau air keruh, limbat pun keluar mencari makan.

- bila terjadi kekacauan dalam negeri, maka para penjahat dan para koruptor mencari keuntungan untuk dirinya.

Bersatu teguh, bercerai runtuh.

- kita kuat kalau bersatu, tetapi lemah kalau berpecah belah.

Intan itu bisa keluar dari mulut anjing sekalipun, akan tetap intan.

- wahai para penguasa kebenaran dan nasihat yang baik harus diterima, meskipun dari siapa saja orangnya.

Ibarat menghela rambut dalam tepung, rambut jangan diputus, tepung jangan berserak.

- putuskanlah perkara yang adil dan bijaksana, agar melegakan yang kalah maupun yang menang.

Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah.

- pemimpin yang adil disayangi dan dihormati oleh rakyatnya, sedangkan pemimpin yang tidak adil dilawan oleh rakyatnya.**

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline