Lihat ke Halaman Asli

Teliti Sebelum Bertindak

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dalam al-Quran, Allah Ta'ala berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu melakukan suatu perjalanan di jalan Allah, maka hendaklah kamu tabayyun dan janganlah kamu mengucapkan kepada orang yang mengucap salam kepadamu, "Kamu bukan orang mukmin", [hanya karena] kamu mencari harta benda kehidupan di dunia dan di sisi Allah ada harta yang berlimpah. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya kepadamu. Maka tabayyun-lah. Sesungguhnya Allah Maha Mengabari apa saja yang kamu lakukan". (QS an-Nisa [4]: 94)

Arti tabayyun adalah tholabul bayan, "mencari kejelasan yang seterang-terangnya".

Latar Belakang Turunnya Ayat
[caption id="attachment_134298" align="alignleft" width="94" caption=""][/caption]Dalam riwayat Ahmad dan al-Bukhari, Ibnu Abbas menuturkan, "Ada seorang laki-laki, dari lingkungan Bani Sulaim, melakukan sebuah perjalanan dengan membawa harta kekayaan [di riwayat Ahmad disebutkan bahwa ia sedang menggembala domba]. Di tengah perjalanan, ia berpapasan dengan beberapa orang sahabat Nabi Saw. Lalu ia mengucap salam kepada mereka. Tetapi mereka menyahut, "Ia tidak akan mengucapkan salam kepada kita, kecuali hanya sekadar untuk berlindung dari [keselamatan] jiwanya. Lalu mereka menghampirinya dan membunuhnya. Kemudian mereka menghadap kepada Nabi dengan membawa harta milik orang tersebut. Maka [sebagai teguran dan peringatan] turunlah ayat ini". Dalam riwayat lain disebutkan bahwa mereka mendapat hukuman denda dari perbuatannya.

Isyarat Kandungan Ayat
Dengan memahami latar belakang peristiwa turunnya ayat itu, kita bisa lebih paham bahwa ayat itu merupakan teguran yang bersifat umum bagi kaum muslimin, bukan hanya para sahabat waktu itu, agar bisa bersikap teliti sebelum melakukan suatu tindakan. Ketergesa-gesaan hanya membawa pada malapetaka yang membahayakan semua orang. Karena itulah, Nabi Saw bersabda, "Tergesa-gesa adalah perbuatan setan".

Dalam peristiwa itu tergambar dengan jelas bagaimana sikap ketergesa-gesaan bisa mengakibatkan salah sasaran sehingga orang yang tak bersalah pun dapat menjadi korban.

Jika ditilik untuk masa kini, perbuatan semacam itu bisa menjadi fitnah besar bagi Islam dan kaum muslimin. Salah satu contohnya adalah grand issue beberapa kasus pengeboman yang terjadi di tanah air ini. Kasus itu selalu disandingkan kepada titik juang dan kehidupan kaum muslimin, apalagi didukung fakta beberapa kasus terbukti pelakunya sebagai seorang muslim yang sering disebut-sebut sebagai muslim militan.

Maka berdasarkan kajian atas kandungan ayat tadi, kita bisa memahami bahwa siapa pun orang yang melakukan suatu tindakan yang membahayakan orang lain [dalam hal ini adalah kasus pengeboman], mereka terlalu tergesa-gesa dalam mengambil suatu keputusan dan melakukan suatu tindakan. Ini merupakan kesalahan yang sangat fatal. Terlebih di negeri seperti negeri kita ini, situasi masa kini tidak termasuk dalam situasi perang fisik. Hari ini, perang peradaban dan ideologi keagamaan terjadi dalam ranah "issue global" (labelling teory) dan taktik politik yang seharusnya dihadapi dengan cara yang berimbang. Yang lebih membahayakan, kasus-kasus seperti pengeboman seakan-akan menjadi bahan yang sangat empuk bagi orang-orang tertentu yang memiliki suatu kepentingan tanpa mempertimbangkan cara terbaik untuk meraih kepentingannya. Maka terjadilah, agama sebagai komoditas bagi suatu kepentingan tertentu.

Karena itulah, kita mesti berhati-hati agar tidak terjerumus kepada jebakan-jebakan kaum mustakbirin (yang angkuh dengan segala kedudukannya) yang senantiasa menebar fitnah dan kerusakan di berbagai penjuru negeri.

Peringatan dari Nabi Saw "Hai Miqdad, jika ada seseorang yang menyembunyikan keimanannya karena ia berada di lingkungan kaum kafir, lalu ia menampakkan keimanannya (lantaran bertemu denganmu). Tetapi kamu kemudian (langsung) membunuhnya. Sebenarnya, kamu pun dahulu seperti keadaan itu tatkala kamu berada di Mekkah di lingkungan kaum musyrikin".*** Wallahu a'lam bis shawab

~~~ memberikeajaiban.wordpress.com ~~~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline