Saat itu kuucap lirih
Lekaslah datang kekasih
Lama nian kumenunggu
Aku merindu
Saat itu pekik kuteriak lantang
Kekasih selamat datang
Pada semua kuucap ulang
Di jagat manusia gemapun menjelang
Saat itu kutahu pasti
Yang kuucap lirih bukan gincu hijau pemanis bibir semata, tapi ontan pewarna status diri
Pekik yang kuteriak lantang bukan sekedar omong-omong tak bermakna, tapi proklamasi kemunafikan hati
Maafkan aku kekasih
Kusapa namamu untuk mengerek namaku ke puncak yang ingin kuraih
Kupanggil namamu untuk mencitra hati nan putih
Kini tak banyak yang ingin kuucap
Lidah kelu menjadi sebab
Hanya satu yang kuingin
Memeluk dirimu erat
Dan berucap sesal atas ketidakpatutanku
Terimalah aku wahai Ramadhan