Lihat ke Halaman Asli

Kang Win

Penikmat kebersamaan dan keragaman

Mendidik Anak Itu Tidak Mudah, Inspirasi Siasat Bubur Manado

Diperbarui: 28 Juni 2020   09:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Grid.ID


Mendidik anak yang hanya 3 orang ternyata bukan hal yang mudah. Lebih mudah mengurus karyawan yang jumlahnya puluhan atau ratusan. Mengurus karyawan lebih mudah karena terbantu adanya SOP dan struktur organisasi yang telah tersusun rapi. Tapi mengurus (khususnya mendidik) anak, tidaklah sederhana, jauh lebih banyak variabelnya. Tidak ada SOP, Struktur organisasi. Tidak ada pula Key Performance Index (KPI) untuk mengukur keberhasilan

Ini saya rasa rasakan meski hanya mempunyai 3 orang anak. 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan. Saya bisa membayangkan bagaimana orang tua saya harus berjibaku mengurus dan mendidik kami anak-anaknya yang berjumlah 8 orang dengan kondisi financial yang sangat terbatas.

Saya masih ingat, seringkali ayah mengajak kami bikin bubur manado di kebun yang menjadi halaman belakang rumah kami. Kenapa di kebun?

Mungkin untuk mengalihkan perhatian kami dari ketiadaan lauk pauk menjadi sedikit terhibur dengan suasana masak bersama.

Memang seringkali kami hanya punya beras, tanpa lauk pauk, dan membuat bubur manado adalah solusinya. Sayuran yang biasa ada pada bubur manado bisa kami petik langsung dari kebun.

Seringkali sayurannya jauh lebih banyak daripada resep bubur manado yang sesungguhnya. Agar bubur yang dihasilkan jadi lebih banyak.

Ketika bubur manado telah siap, kamipun menyantapnya dengan lahap, masih di kebun. Dan itu menjadi makan kami hari itu. Makan siang sekaligus makan malam. Juga tanpa sarapan di pagi hari.

Kondisi serba terbatas yang saya alami itu, banyak menginspirasi saya dan istri dalam mendidik anak-anak kami. Terutama dalam hal bahwa keterbatasan financial tidak boleh menjadi penghalang dalam memberikan yang terbaik untuk anak-anak.

Orangtua saya telah membuktikannya, dengan bubur manado misalnya, bisa mensiasati beras yang terbatas dan lauk pauk yang jarang hadir.

Tulisan ini tentu bukan sebuah success story, karena memang tugas kami sebagai orang tua belum selesai. Dari ketiga anak kami, belum ada satupun yang "mentas" kalau menurut istilah jawa. 2 anak laki-laki kami baru beberapa bulan yang lalu menyelesaikan S1 nya. Sementara anak ketiga, perempuan, baru mau menginjak semester 5 perkuliahan.

Jadi semuanya masih dalam tanggungjawab kami untuk mendidiknya. Jadi sekali lagi, ini bukan success story, tapi sekedar berbagi pengalaman dalam mendidik anak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline