Pandemi covid-19 adalah berkah buat saya. Kok bisa ?
Apakah bisnis saya meraup keuntungan berlipat selama pandemi ? Atau saya menemukan ladang usaha baru yang berkaitan dengan pandemi ? Tidak, sahabat. Saya bukan bisnisman kok. Saya juga bukan termasuk manusia kreatif yang pintar memanfaatkan peluang usaha dalam situasi abnormal.
Tapi ada berkah yang saya dapatkan dari situasi pandemi. Apa itu ?
Situasi sulit yang saat ini kita sama-sama hadapi telah menunjukkan bahwa kebaikan itu masih ada, dan akan tetap ada dalam kehidupan kita.
Gotong royong yang menjadi bagian dari budaya kita, tetap menunjukkan perannya. Ketaatan dan kesiplinan, masih hidup dalam sebagian besar masyarakat kita, meski kadang tertutupi ulah sebagian kecil dari kita.
Keikhlasan menerima kesulitan hidup masih tertanam dalam jiwa masyarakat kita, meski kadang tertutupi oleh kegaduhan yang muncul dari ketidaksabaran.
Hal-hal tersebut, semestinya menjadi alasan untuk kita tetap optimis memandang masa depan. Kebaikan masih dan akan tetap hidup di tengah-tengah kita, yang akan merawat harapan kita. Ini hal besar, sahabat. Jangan kecilkan kebaikan dengan keburukan.
Keburukan, betapapun kecilnya, memang harus menjadi concern semua dari kita untuk menghilangkannya, setidaknya memagari untuk tidak menjadi lebih besar. Tapi membesar-besarkan keburukan, sejatinya adalah bentuk lain dari keburukan itu sendiri.
Berbagi kebaikan itu indah. Jadi kenapa harus berpaling kepada membesar-besarkan keburukan.
Semua dari kita bisa berbagi kebaikan, dalam situasi apapun, sesuai dengan kapasitas masing-masing. Tidak harus selalu dengan materi. Karena tidak semua dari kita punya kapasitas untuk itu.
Menulis adalah salah satu yang bisa dilakukan dalam kerangka berbagi.