"Muhammadiyah sudah lama mengusung jargon dakwah Islam berkemajuan, modern", tandasnya.
Beliau menguraikan, makna berkemajuan, yaitu gerakan yg memadukan nilai Islam dengan perkembangan modern, bukan memodernkan Islam. Menampilkan Islam sesuai zaman terkini.
Islam, menurut Ghufron agama yang mendorong kemajuan, bukan kejumudan.
Beliau mengutip beberapa ayat:
والا خرة خير لك من الاؤلى
Ayat itu, lanjut Ghufron, kita artikan scara futuristik bahwa hari akhir yang akan datang harus lebih baik daripada yang awal yang kemarin.
ياايهاالذين امنوا التقواالله والتنكر نفس ما قدمت لغد.
Terhadap ayat ini, Ghufron memaparkan bahwa ayat ini memerintahkan kita untuk evaluasi masa lalu demi perbaikan masa mendatang/ hari esok di hari akherat.
"Jika dikaji memang Rasululloh datang itu juga membawa perubahan, merubah kebiasaan, merubah budaya menjadi budaya yg lebih baik, maju dan beroeradaban", papar pria yang juga pegawai Kementerian Agama Kabupaten Lamongan ini.
Ghufron menandaskan, kader IMM hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
Diakhir kajian, Ghufron, memaparkan ayat Allah berikut:
الذى خلق الموت والخيات ليبلوكم ايكم احسن عمل
Ghufron menjelaskan bahwa Allah akan menguji diantara kamu siapa berbuat yang terbaik.
"Muhammadiyah menawarkan pemahaman Islam dengan model Tarjih yang memakai pendekatan Bayani ( dasar qoth'i Al Qur'an dan Al hadist, burhani ( data empiris/ ilmu/ ayat kauniyah) dan irfani ( hasil pikiran yg mendalam/ filsafsat). Dalam urusan Aqidah/ ibadah kembali kpd aslinya. Urusan muamalah duniyawiyah mengikuti perkembbangan ilmu/ kemajuan dan budaya manusia", urainya dengan jelas.