Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Suud

Foto diambil di rumah sambil membaca buku

IMM Gerakan Penabur Kemajuan

Diperbarui: 10 April 2022   09:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kami bangga dengan gerakan Ikatan Mahasiswa di Lamongan. Sangat agresif dan inovatif", tutur M. Ghufron, Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan, ketika mengisi Kajian Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Lamongan dengan tema Gerakan Dakwah Ijtihad IMM Jilid 2, Sabtu (9/4/2022). Ghufron, - sapaan akrab-. berharap agar kajian-kajian sejenis terus dilestarikan dan dilakukan secara integral, terus bersambung agar faham Islam secara komperehensip, lengkap dan utuh.
 
"Muhammadiyah sudah lama mengusung jargon dakwah Islam berkemajuan, modern", tandasnya.

Beliau menguraikan, makna berkemajuan, yaitu gerakan yg memadukan nilai Islam dengan perkembangan modern, bukan memodernkan Islam. Menampilkan Islam sesuai zaman terkini.
 
Islam, menurut Ghufron agama yang mendorong kemajuan, bukan kejumudan.

Beliau mengutip beberapa ayat:
 
  والا خرة خير لك من الاؤلى

Ayat itu, lanjut Ghufron, kita artikan scara futuristik bahwa hari akhir yang akan datang harus lebih baik daripada yang awal yang kemarin.
 
ياايهاالذين امنوا التقواالله والتنكر نفس ما قدمت لغد.

Terhadap ayat ini, Ghufron memaparkan bahwa ayat ini memerintahkan kita untuk evaluasi masa lalu demi perbaikan masa mendatang/ hari esok di hari akherat.

"Jika dikaji memang Rasululloh datang itu juga membawa perubahan, merubah kebiasaan, merubah budaya menjadi budaya yg lebih baik, maju dan beroeradaban", papar pria yang juga pegawai Kementerian Agama Kabupaten Lamongan ini.

Ghufron menandaskan, kader IMM hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.

Diakhir kajian, Ghufron, memaparkan ayat Allah berikut:

الذى خلق الموت والخيات ليبلوكم ايكم احسن عمل

Ghufron menjelaskan bahwa Allah akan menguji diantara kamu siapa  berbuat yang terbaik.

"Muhammadiyah menawarkan pemahaman Islam dengan model Tarjih yang memakai pendekatan Bayani ( dasar qoth'i Al Qur'an dan Al hadist, burhani ( data empiris/ ilmu/ ayat kauniyah) dan irfani ( hasil pikiran yg mendalam/ filsafsat). Dalam urusan Aqidah/ ibadah kembali kpd aslinya. Urusan muamalah duniyawiyah mengikuti perkembbangan ilmu/ kemajuan dan budaya manusia", urainya dengan jelas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline