Lihat ke Halaman Asli

Kang Suhandi

Tinggal di Bogor

Mengajarkan Anak "Kesulitan"

Diperbarui: 12 Oktober 2023   16:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada ungkapan "belajar dari sulitnya hidup". Ungkapan tersebut sarat dengan nilai-nilai edukasi yang bagi orang-orang dulu menjadi filosofi kehidupan sehingga tidak mudah putus asa lam menjalani sulitnya hidup.

Satu nilai yang dirasa kurang adalah mengajarkan tentang 'kesulitan'. Memang, kesulitan bukan untuk dihindari tapi dihadapi. Tidak hanya itu, kesulitan dijadikan sebagai metode pembelajaran kepada anak agar mereka mampu mengatasi permasalahan hidup. Jangan justru berpikir untuk mengindarkan anak dari kesulitan. Jika ada orang tua yang mengakatan, "Yang susah biarlah dulu orang tuanya, sekarang mah jangan sampai anak mengalami hal serupa"

Ungkapan orang tua eperti di atas seolah baik dan sayang kepada anak. Padahal, hal itu akan menjadi  bom waktu bagi anak sehingga menjadi pribadi yang lemah. Seseorang tumbuh kuat dan siap menghadapi masalah dengan percaya diri karena dilatih menghadapi setiap kesulitan, bukan dilatih mengjindari kesulitan.

Seorang pendidik dan ilmuwan berkebangsaan Italia bernama Maria Montesori (31 Maret 1870 -- 6 Mei 1952). Dia mengembangkan metode pendidikan Montessori yang sangat terkenal. Salah satu prinsip utama dalam metode Montessori adalah memberikan anak kesempatan untuk menghadapi dan mengatasi kesulitan serta tantangan dalam lingkungan yang disiapkan dengan baik. Montessori mempercayai bahwa ketika anak diberikan kesempatan untuk belajar dari kesalahan mereka dan mengatasi kesulitan, mereka akan mengembangkan keterampilan, kemandirian, dan rasa percaya diri yang kuat.

Maria Montessori juga menekankan pentingnya lingkungan yang disiapkan dengan baik, di mana anak diberikan akses ke alat-alat dan materi yang sesuai untuk tingkat perkembangan mereka. Dalam lingkungan semacam ini, anak dapat mengeksplorasi, mencoba, dan belajar dengan cara yang aktif.

Prinsip Montessori ini telah menjadi dasar untuk banyak pendekatan pendidikan modern yang menghargai kemandirian, kreativitas, dan pemecahan masalah anak-anak. Metode Montessori diterapkan di berbagai sekolah di seluruh dunia dan tetap menjadi salah satu metode pendidikan yang berpengaruh dalam pendidikan anak-anak.

Bagi para orang tua, berilah anak-anak kita pengalaman menghadapi kesulitan. Beberapa contoh yang bisa dilakukan di rumah:

  • Anak dilatih menyiapkan perlengkapan dan pakaian sekolah sendiri.
  • Anak dilatih merapikan kamar dan tempat tidur sendiri.
  • Jika anak menginginkan sesuatu, jangan langsung diberi sebelum ada upaya yang dilakukan.
  • Ajarkan anak-anak kita memasak beberapa makanan. Misal : ceplok atau dadar telur, memasak air, menanak nasi
  • Ajarkan anak kita melipat, menjahit atau menyeterika pakaianan.
  • Mengajarkan anak mengendarai sepeda, motor, mobil (jika ada).
  • Melatih anak untuk bepergian ke suatu tempat tanpa diantar menggunakan kendaraan umum
  • Berikan hadiah (yang wajar) sebagai bentuk apresiasi atas setiap capaian / prestasi anak

Dan berbagai aktivitas lainnya yang bisa dirancang untuk anak, agar jika mampu menghadapi urusannya mandiri. Pembelajaran ini bisa menumbuhkembangkan karakter: kerja keras, tanggung jawab, mandiri, sabar, qona'ah, syukur, peduli, dsb.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline