Lihat ke Halaman Asli

Kang Ruli

bogger

Kisah Cinta dan Larangan Memakan Kepala Ayam

Diperbarui: 16 September 2023   07:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Cinta dan Larangan Memakan Kepala AyamInput sumber gambar

# Legenda Cadu Hulu Hayam: Kisah Cinta dan Larangan Memakan Kepala Ayam

Dalam sebuah mitos dari tanah Sunda, tepatnya di daerah selatan Garut, terdapat sebuah kisah yang menjadi bagian dari sejarah. Mitos ini berkisah tentang Cadu Hulu Hayam, yang merupakan larangan bagi keturunan Kerajaan Batu Wangi untuk memakan daging kepala ayam. Mari kita meresapi kisah ini yang penuh dengan nuansa aktual, inspiratif, dan menghibur.

Pada zaman dahulu, Kerajaan Batu Wangi di Garut Selatan, di bawah kepemimpinan Raja Marjyahiang Bayu Prabu Pahayu Kinasihan bin Guru Gantangan, dikenal sebagai kerajaan yang subur dan makmur. Mereka ahli dalam pertanian dan pertambangan, dan kekuasaan mereka meliputi wilayah dari Singajya hingga Cikajang. Raja mereka, Sunan Batu Wangi, terkenal akan kesaktiannya, dan raja-raja Jawa mengakui keberadaannya.

Namun, keamanan Kerajaan Batu Wangi pernah terancam ketika seorang pendekar sakti mandra guna yang tinggal di sebuah goa mendengar tentang keberadaan raja sakti mandraguna di daerah selatan Pasundan. Pendekar ini ingin menguji kekuatan Sunan Batu Wangi. Ia mengirimkan sebuah batu besar ke arah kerajaan mereka, yang membuat seluruh kerajaan dalam kepanikan. Sunan Batu Wangi hanya dengan meniup batu tersebut, menghancurkannya dan menunjukkan kehebatannya kepada seluruh kerajaan. Setelah itu, tak ada yang berani menyerang kerajaan Batu Wangi.

Kerajaan Batu Wangi juga memiliki pusaka sakti, yaitu pusaka Guntur Bumi, yang terdiri dari sebilah pisau panjang berhulu garuda dan dibubuhi berlian. Pusaka ini dicuci setiap bulan Mulud, dan kehadirannya membawa keberkahan.

Sunan Batu Wangi juga dikenal karena ajaran Islamnya dan ilmu khasnya, yaitu Asihan Batu Wangi, yang selalu dibacakan pada bulan Mulud dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Sunan Batu Wangi memiliki seorang putri yang sangat cantik, Nyimas Kentring Manik, yang terkenal kecantikannya di seluruh Jawa. Raja Batu Wangi berharap putrinya akan menemukan pasangan yang bijaksana dan patuh kepada kedua orang tuanya.

Namun, kecantikan Nyimas Kentring Manik juga menimbulkan persaingan di antara para pangeran dan pendekar untuk merebut hatinya. Sunan Batu Wangi sering bertafakur dan bersemedi untuk mencari petunjuk tentang calon suami yang cocok untuk putrinya.

Suatu hari, dalam meditasinya di gunung, sang raja menerima petunjuk bahwa seorang pria dari Kerajaan Galuh akan datang untuk meminang putrinya. Petunjuk ini membingungkan sang raja, tetapi ia merasa harus menghormati takdir. Namun, ia merasa cemas dengan petunjuk ini.

Saat pulang ke kerajaannya, sang raja memutuskan untuk memberitahu putrinya tentang petunjuk yang ia terima. Kentring Manik heran melihat wajah muram ayahnya dan berusaha mencari tahu. Sang raja menceritakan semedinya dan petunjuk yang menunjukkan bahwa ada seseorang dari Kerajaan Galuh yang akan meminangnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline