Lihat ke Halaman Asli

Surat Kepada Puisi

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Yang terhormat, Tuan/Puan Puisi

di tempat

Salam cintaku,

Puisi, kau harus ikut turun ke jalan. Jangan terlalu asyik bergelantungan di langit, bermain-main dengan kumpulan-kumpulan awan, dan memandangi mereka yang terpanggang oleh sengat matahari atau berbasah oleh hujan.
Puisi, kau harus berani menapak di atas jalan beraspal yang panas. Tanpa sandal, tanpa sepatu. Kau juga harus ikut berkeringat. Berkaos oblong dan bercelana seadanya. Jangan terlalu asyik dengan dunia tafsir atasmu. Bisa-bisa itu akan membutatulikan mata-telingamu. Atau pula akan mencekik rasamu sendiri.
Puisi, kau harus keluar dari ruang kelas agar kau lihat apa yang sesungguhnya tengah terjadi. Kendurkan dasi yang mengikat lehermu, juga kancing kemeja dan jasmu. Berjalanlah bersama kami yang barangkali tak mengerti dan memahamimu.

Demikian,

Salam cintaku,

Pekalongan, 18 Januari 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline