[caption id="attachment_101148" align="alignleft" width="300" caption="Lubang di jl dipenogoro yang berjarak 200m dari gedung sate (dok.pri)"][/caption] Beberapa hari yang lalu, kota kembang memperingati sebuah peristiwa heroik perlawanan warga bandung menentang berlangsungnya kembali pemerintahan kolonial Belanda bercokol di tanah air yang terjadi 64 tahun silam, yaitu Bandung Lautan Api (BLA). Namun peringatan kali ini terasa hambar manakala kita memperhatikan jalanan di segenap penjuru kota Paris Van Java dihiasi lubang-lubang yang menganga. Hampir 6 bulan terakhir warga Bandung benar-benar tidak nyaman beraktifitas di jalanan, baik yang hendak pergi kerja maupun berangkat sekolah. Mereka dipaksa untuk menikmati jalanan berlubang bak kubangan kerbau atau pun kolam ikan. Malah sering terdengar korban-korban berjatuhan seolah menjadi tumbal kebebalan pemerintah. Warga pun sebenarnya sudah sering mengajukan keluhan namun respon pemerintah Kota maupun provinsi terasa adem ayem saja. Dinginnya respon pemerintah nampak terlihat ketika terdengar berbagai kecelakaan lalu lintas tak membuat Pak Dada tuk segera bertindak. Beliau selaku Walikota sampai saat ini hanya menebar janji perbaikan jalan akan segera dilakukan pada bulan Mei. [caption id="attachment_101149" align="aligncenter" width="300" caption="Lubang di simpang jl.wastukencana-jl.aceh tepat di belakang balaikota Bandung (dok.pri)"][/caption] Sebenarnya warga Bandung jangan terlalu berharap banyak, karena jika kita perhatikan lubang-lubang itu pun menghiasi jalanan kota yang ada di sekitar balai kota dan gedung sate. Sehingga kita bisa berasumsi jika lubang-lubang yang di depan mata saja dibiarkan terus menganga apalagi lubang-lubang yang di pelosok yang tidak terlihat sudah barang tentu harus menunggu entah sampai kapan. [caption id="attachment_101152" align="aligncenter" width="300" caption="Lubang di jl. Riau yang berjarak 300m dari Balai Kota Bandung (dok.pri)"]<img class Padahal menunggu 1-2 bulan lagi yang dijanjikan pemerintah kota berarti menunggu bertambahnya deretan korban yang akan menjadi tumbal jalanan di kota kembang. Nah, bagaimana menurut Anda? -rmd- Yuk.. lihat artikel seru lainnya: *SARIBAN SANG PEJUANG LINGKUNGAN BANDUNG *SUATU PAGI DI TAMAN CILAKI * ASTAGFIRULLOH, POPULER = JUAL DIRI ? *ANAK KOMUNIS BICARA QURAN *ORANG SUNDA MAH HARUS KAYA ATUH
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H